Langensari, (harapanrakyat.com),- Silaturahmi seribu Kyai dan Nyai alumni Pondok Pesantren (Ponpes) Miftahul Huda Al Azhar dan Jamiâyaah Nahdatul Ulama (NU) Kota Banjar, sekaligus agenda tahunan acara Muharaman, berlangsung Senin (20/12), atau 14 Muharam 1432 H di Ponpes Miftahul Huda Al Azhar.
Acara tersebut dihadiri sesepuh Ponpes Miftahul Huda KH. Abdurrohim, Wakil Ketua NU Pusat KH. Asaad Said Ali, Ketua Bidang PBNU Pusat DR. Marsudi Syuhud, Walikota Banjar dan Wakilnya, Kapolresta Banjar, Kapolsek Langensari, Danramil, serta para pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Banjar.
Dalam sambutannya, Walikota Banjar DR. dr. H. Herman Sutrisno, MM., mengatakan, Ponpes adalah lembaga yang sumbangsihnya sangat kental, yaitu kerjasama antara pesantren dengan pemerintah.
“Tantangan yang sangat berat kita rasakan saat ini adalah kita hidup di dalam era globalisasi, hal ini tentunya sarat dengan tantangan. Namun, kalau pendidikan agamanya kuat, kita bisa membentengi diri,” katanya.
Sementara itu, KH. Asad dalam tausyiahnya menjelaskan, kita harus waspada terhadap aliran-aliran baru yang masuk ke Indonesia dengan mengatasnamakan Islam Ahli Sunah Waljamaah.
Aliran tersebut sekarang tengah mengembangkan sayap di Indonesia melalui kamum generasi muda intelek. Bahkan, kelompok itu sudah ada di Jakarta, yaitu idealis Syiah.
“Kelompok ini sedang memasang dan menerapkan metode budaya, karena dengan cara lain mereka gagal. Ini yang perlu kita waspadai sebagai umat Islam, terutama warga NU, mari kita rapatkan barisan agar tidak ada peluang bagi mereka,” jelasnya.
Dia menambahkan, sekarang warga NU mulai melemah dan terasa belum maksimal, baik dalam pidato maupun acara lain yang bersifat doktrin dan memotifasi. (AM)