Seorang warga Desa Kertahayu saat mendatangi pangkala untuk mendapatkan gas ukuran 3 kg. Fhoto : Suherman/ HR
Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Meski pihak Pertamina telah menggelar grebeg pasar (bazar gas 3 kg), namun kebutuhan masyarakat Desa Kertahayu, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, akan gas 3 kg masih belum terpenuhi.
Kesulitan untuk mendapatkan gas melon masih saja terjadi. Bahkan tak jarang, akibat sulitnya mendapatkan gas melon tersebut, banyak warga yang kini justru beralih menggunakan kayu bakar.
Seperti halnya yang dilakukan keluarga pasangan suami istri Ojat dan Wiwin, warga Dusun Kertaharja, Desa Kertahayu, Kecamatan Pamarican. Keluarga tersebut kini memilih untuk beralih ke kayu bakar lantaran sulitnya untuk mendapatkan gas ukuran 3 kg.
“Saya terpaksa kembali menggunakan kayu bakar karena saya susah mencari gas ukuran 3 kg. Kemarin juga saat ada grebeg pasar, saya tidak kebagian karena informasinya terlambat. Selain itu, harga gas 3 kg tidak lagi memihak kepada keluarga miskin seperti saya. Di warungan harga gas melon mencapai Rp. 23 hingga 25 ribu pertabung,” kata Wiwin, saat ditemui Koran HR, Senin (11/12/2017).
Dari hasil pantauan Koran HR di lapangan, kelangkaan gas ukuran 3 kg yang terjadi untuk wilayah Pamarican diakibatkan karena lambatnya kiriman pasokan dari pertamina. Selain itu, kenakalan beberapa pangkalan yang lebih mengutamakan warungan ketimbang langsung masyarakat.
Hasil investigasi HR ke salah satu pangkalan di wilayah Desa Kertahayu, pemilik pangkalan mengaku jika dirinya lebih mengutamakan melayani warungan ketimbang masyarakat yang langsung datang ke pangkalan.
“Kami memang lebih mengutamakan melayani kebutuhan warungan, karena sejak awal berdiri pangkalan ini, saya bekerjasama dengan para pemilik warung. Karena saat pertama buka pangkalan, pengguna gas 3 kg itu masih sedikit. Jadi kami menggandeng para pemilik warung untuk ikut memasarkan gas 3 kg,” kata pemilik pangkalan, Aep Saepudin.
Menurutnya, pasokan gas 3 kg dari Pertamina untuk pangkalan miliknya dikirim dalam tiga termen. Pengiriman tiga termen itu untuk kebutuhan satu minggu yang dikirim dalam dua hari sekali.
“Jika dihitung secara total keseluruhan dalam satu bulan, saya jatah kuota sebanyak 1.200 tabung. Dan jika ada lonjakan, paling ada tambahan jadi 1.400. jelas jatah sebanyak itu tidak akan bisa mengkafer seluruh kebutuhan masyarakat Desa Kertahayu,” katanya.
Kepala Desa Kertahayu, Saepudin, ketika ditemui Koran HR, Selasa (12/12/2017), mengatakan, jumlah Kepala Keluarga (KK) di Desa Kertahayu mencapai sekitar 3.042 jiwa. 99 persen dari jumlah KK tersebut merupakan pengguna gas 3 kg.
Jika dihitung dari jumlah pasokan gas ke pangkalan milik yang ada di wilayah tersebut, kata Saepudin, jelas pasokan gas ukuran 3 kg untuk wilayah Kertahayu masih sangat jauh untuk bisa mencukupi kebutuhan masyarakat.
“Sebenarnya di Kertahayu itu ada dua pangkalan, namun jika setiap pangkalannya hanya dijatah 1.400 tabung dalam satu bulannya, jelas dari dua pangkalan ini pasti tidak akan mampu untuk mencukupi permintaan masyarakat. Soalnya, dalam satu bulan satu KK minimal membutuhkan 3 tabung gas melon,” katanya.
Untuk itu, Saepudin berharap, pangkalan sebagai kepanjangan dari Pertamina bisa menambah lagi kuota untuk wilayah Desa Kertahayu. Pihaknya juga meminta Pertamina sesering mungkin mengadakan grebeg pasar. (Suherman/Koran HR)