Pentas kesenian Seni Ibing atau Ronggeng Amen yang digelar di halaman kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Pangandaran. Foto: Entang SR/HR
Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),-
Ratusan masyarakat Pangandaran memadati kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Pangandaran, Rabu (25/10/2017). Kedatangan mereka ternyata hanya ingin menyaksikan pentas kesenian Seni Ibing atau Ronggeng Amen yang diselenggarakan oleh Disdikpora yang bertempat di halaman kantor dinas Disdikpora.
Seperti dikatakan Maman, warga Pangandaran, dia sengaja datang bersama anak dan istrinya untuk menyaksikan pentas Seni ibing ronggeng amen yang dilaksanakan di kantor Disdikpora.
“Sebagai warga saya sangat terhibur sekali dengan adanya kegiatan seperti ini. Seni ibing ronggeng amen sangat jarang dipentaskan,” katanya.
Sementara itu, Kabid Dikdas Dodi Djubardi, mengatakan, kegiatan pentas seni ibing ronggeng amen ini sengaja kami pentaskan di halaman kantor Disdikpora.
“Kegiatan pentas seni ibing atau ronggeng amen ini diikuti oleh ratusan para guru dari berbagai tingkatan yang terbagi dari 10 kecamatan dari Kabupaten Pangandaran,” jelasnya.
Hal yang sama diungkapkan Sekertaris Disdikpora, Agus Nurdin. Menurutnya, kegiatan ini sengaja dilaksanakan dalam rangka mengisi kegiatan pada Milangkala atau hari ulang tahun Kabupaten Pangandaran ke-5 yang jatuh pada tgl 25 Oktober 2017.
Selain itu kegiatan ini pesertanya merupakan para guru, kata Agus, diharapkan dalam kegiatan ini adalah upaya membentuk karakter para guru di Kabupaten Pangandaran agar kesenian selain dipentaskan juga sebagai upaya menjaga budaya sendiri dengan baik.
Jika kita mengacu pada Peraturan Bupati (Perbup), terang Agus, merupakan salah satu pengejewantahan dalam pendidikan karakter yang mana salah satu aspeknya itu sekolah yang berbasis budaya. Artinya, setiap sekolah itu harus berbasis budaya, utamanya budaya daerah yang merupakan budaya kearifan lokal di mana salah satunya di Pangandaran adalah ronggeng ibing atau ronggeng amen.
“Dalam pentas ini kita akan diskorsi atau memperbaiki terhadap kesan anggapan ronggeng di masyarakat, bahwa kesenian ronggeng digelar dengan tidak ada sentuhan dan tidak ada hal yg mengundang pada negatif. Akan tetapi malah sebaliknya. Kita harus menjaga memiliki budaya kita dengan baik,” tegas Agus. (Ntang/R6/HR-Online)