News, (harapanrakyat.com),- Tahun 2010 memang tinggal hitungan hari. Namun semua program yang telah ditetapkan harus dijalankan secara simultan dan bertahap. Begitu pula dengan Pemerintah Kota Banjar, memasuki 2011 ini sejumlah permasalahan yang masih membelit harus segera dibenahi.
Dalam percakapan dengan koran HR, Senin (13/12), Kasi Bidang Fisik Bappeda Kota Banjar Eri K Wardana, S.TP,. didampingi Husen, S,TP., mewakili Kabid Fisik Bappeda Kota Banjar Ir. Dadang Dartoyo, memaparkan prioritas pembangunan pengembangan Kota Banjar.
Proses penyusunan Review Rencana Umum Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Banjar. Sedang dalam proses penyusunan materi teknis oleh Dinas Perumahan & Permukiman Provinsi Jawa Barat sebagai bantuan teknis dari Dirjen Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum.
– Jembatan Cijolang II yang menghubungkan Kecamatan Purwaharja Kota Banjar Prov. Jabar, dengan Kecamatan Dayeuhluhur, Desa Panulisan Kabupaten Cilacap Prov. Jateng. Jembatan Kedungcaung yang menghubungkan Desa Cibeureum Kecamatan Banjar Kota Banjar, dengan Desa Karangkamulyan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis.
– Pengembangan kawasan wisata agro/taman buah di Desa Karyamukti dan Desa Batulawang Kecamatan Pataruman Kota Banjar. Pengembangan kawasan wisata agro/taman buah di Desa Binangun Kecamatan Pataruman. Terminal agrobisnis di Kecamatan Langensari, sekitar stasiun kereta api Langensari. Untuk mendorong para investor melakukan investasi pergudangan di wilayah Kota Banjar untuk menunjang visi Kota Banjar menuju Kota Agropolitan.
– Mendorong terciptanya rest area terpadu di Desa Mekarharja Kecamatan Purwaharja Kota Banjar. Menyediakan kawasan industri non polutan/skala kecil di kawasan koridor Bojongkantong Kecamatan Langensari, serta kawasan Neglasari dan Situbatu Kecamatan Banjar Kota Banjar.
– Menciptakan area untuk kawasan industri dengan skala besar untuk menunjang Agropolitan di kawasan Desa Sinartanjung dan Desa Mulyasari Kecamatan Pataruman. Menciptakan berbagai ruang publik secara menyebar di seluruh kawasan Kota Banjar. Pengembangan kawasan strategis pada beberapa titik/simpul bagi perdagangan dan jasa.
Di sisi lain, ketergantungan penduduk Kota Banjar pada sektor pertanian pun tak bisa dikecilkan. Tak kurang dari 50 persen masyarakat Kota Banjar bermata pencaharian di sektor ini. Itu sebabnya, ketergantungan pada sektor pertanian harus dikelola secara baik, karena selain mampu menyediakan kebutuhan bahan pangan, juga bisa menyerap tenaga kerja yang tak sedikit jumlahnya.
Para pemangku kepentingan (stakeholder) Kota Banjar meminta pada Pemkot Banjar untuk membenahi irigasi, dan menggerakkan seluruh komponen masyarakat terkait, beberapa kendala yang masih dihadapi, seperti sumber daya manusia yang belum memadai, permodalan bagi petani dan UKM (Usaha Kecil Menengah) juga mesti segera diatasi.
Karena bagaimana pun, peran penting sektor pertanian ini tak bisa dipisahkan dari pembangunan perekonomian Kota Banjar. Semua ini juga akan bermuara pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
Kritikan dari pemangku kepentingan harus diperhatikan oleh Pemkot Banjar yang dinilai Visi Agropolitan sudah nampak samar, dibuktikan tak nampak aktivitas yang serius dan sinergitas di antara dinas terkait tidak jelas, artinya berjalan sendiri-sendiri. Itu adalah kenyataan di lapangan, visi agropolitan hanya dalam konsep.
Itu kesimpulan yang bisa dihimpun koran HR dari berbagai sumber. Setidaknya tiga tahun ke depan diawali dari tahun 2011, prioritas pengembangan Kota Banjar minimal 50 persen harus bisa terwujud. Dalam hal itu menjadi tanggungjawab Pemkot Banjar dan DPRD Kota Banjar, dan pemangku kepentingan mendukung pada visi dan misi Agropolitan Banjar. (bh)