Progres pengerjaan proyek pembangunan Rumah Sakit (RS) Muktisari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar, satu bulan lalu. Photo: Nanang Supendi/HR.
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-
Hingga saat ini, tahapan proyek pembangunan Rumah Sakit di Kelurahan Muktisari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar, sudah berjalan kurang lebih tiga bulan. Namun demikian, dalam rentang waktu itu, pelaksanaannya dianggap kurang memberdayakan tenaga kerja lokal.
Kondisi tersebut menjadi sebuah keluhan sekaligus menimbulkan pertanyaan warga setempat. Salah satunya dikatakan Acep Sihombing, kepada Koran HR, Senin (11/09/2017), bahwa proyek pembangunan yang begitu besar dengan anggaran yang besar pula, tapi putra daerah yang ikut dalam proyek tersebut hanya sedikit.
Padahal, banyak warga Muktisari yang mampu bahkan mumpuni untuk ikut terlibat dalam tahapan pengerjaan bangunan fisik RS. Tentunya sesuai kemampuan dan keahliannya masing-masing.
“Tapi kenyataannya mengapa hanya sedikit. Apa karena kurang sosialisasi atau memang tidak ada yang berminat” tanyanya.
Acep menilai, di sinilah peran LPM seharusnya berada, karena semestinya LPM bisa lebih memfasilitasi maupun mensosialisasikan kepada warga yang berminat dalam pengerjaan bangunan fisik RS.
“Menurut informasi katanya ada Tim yang dibentuk LPM untuk memfasilitasi warga. Tapi justru heran, seolah semuanya, baik LPM maupun tim tak sebagaimana yang diharapkan,” tukasnya.
Dia juga mengatakan, warga yang berminat bekerja seolah bingung harus ke mana berbicara. Apakah langsung ke perusahaan atau bisa lewat LPM maupun Tim, atau warga harus memaksakan berbicara kepada pemerintah, baik itu melalui Cipta Karya atau kelurahan.
Intinya, pemberdayaan warga lokal menjadi suatu keharusan dan tak bisa diabaikan, tentunya sesuai dengan kompetensinya. Lain halnya jika memang tidak ada warga yang berminat, maka hal itu tak bisa dipaksakan.
“Sekali lagi, di sinilah peran penting LPM dalam memfasilitasi soal tersebut, begitu pun terkait penggantian lapang yang seakan masih tak jelas,” tandas Acep.
Menurutnya, ketidakjelasan itu terlihat saat perwakilan warga dan pemuda dikumpulkan oleh LPM di Kantor BPP pada hari Jum’at (08/09/2017) lalu. Dalam pertemuan itu LPM dan Lurah Muktisari sebatas menyampaikan akan dimulainya rencana pembebasan lahan.
Walaupun wacana akan ada pembebasan lahan, namun warga, khususnya kalangan pemuda, meragukan jika di dalamnya termasuk juga pembebasan lahan untuk penggantian lapang sepakbola.
Meski begitu, atas adanya pertemuan yang digagas oleh LPM, warga sangat mengapresiasi karena ini merupakan perkembangan yang baik. Sebab, baru kali ini pemuda diundang, sebelumnya tidak pernah dilibatkan.
“Pada intinya pertemuan itu lebih kepada membahas pembangunan Muktisari di tahun 2018 mendatang, dimana semua elemen warga yang ada harus bersatu padu mensukseskannya. Cuma sayang belum ada kejelasan atau titik temu soal pemberdayaan tenaga kerja lokal proyek RS dan penggantian tanah lapang sepakbola,” kata Acep.
Sementara itu, Ketua LPM Muktisari, Jejep, saat dikonfirmasi terkait hal itu tak banyak bicara. Dia hanya menyebutkan bahwa pertemuan pada hari Jum’at kemarin itu adalah rembug warga untuk menyikapi pembangunan di wilayahnya. “Itu rembug warga, dan banyak hal yang dibahas,” kata Jejep, singkat. (Nanks/Koran HR)