Kepala Dinas Kesehatan Ciamis, Engkan Iskandar bersama Ketua PKK Kabupaten Ciamis, Ai Ellah Syam Arifin, dan pengurus BKMM Kabupaten Ciamis, saat melakukan kampanye imunisasi rubella dan campak, dengan peserta ibu-ibu pengajian BKMM, di Mesjid Agung Ciamis, belum lama ini. Foto: Istimewa
Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Dinas Kesehatan Ciamis kini tengah gencar menyosialisasikan program imunisasi Measles Rubella (MR) yang akan digelar secera serantak di seluruh kabupaten/kota di pulau jawa pada bulan Agustus dan September mendatang. Imunisasi ini merupakan program Kementerian Kesehatan dalam rangka menekan jumlah penderita Measles (Campak) dan Rubella di Indonesia yang belakangan kasusnya terus bertambah pada setiap tahunnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis, Engkan Iskandar, mengatakan, sasaran usia yang mendapat imuninasi Measles Rubella tidak hanya pada usia balita saja, tetapi sampai anak yang berusia 15 tahun.
“Karena dua penyakit itu, khususnya penyakit Rubella, dapat menyerang anak-anak yang berusia sampai 15 tahun. Memang biasanya program imunisasi hanya diberikan kepada usia balita. Tetapi ini berbeda. Jadi, sasaran imunisasi ini harus diberikan juga kepada anak usia SD dan SMP,” terangnya, kepada Koran HR, Selasa (25/07/2017).
Engkan menjelaskan, penyakit virus Rubella memang masih asing di telinga masyarakat. Selain itu, tambah dia, terkadang si penderita tidak merasakan sakit apapun. Kalau terasa sakit pun hanya mengalami demam ringan.
“Jadi, si penderita awalnya tidak menyadari dirinya tertular virus Rubella. Karena gejala awalnya hanya demam ringan. Si penderita akan merasakan sakit apabila pada kulitnya muncul bercak kemerahan, terutama pada wajah, lengan dan kulit kepala. Tanda-tandanya memang mirip campak atau dalam bahasa masyarakat sering disebut campak Jerman,” terangnya.
Penyakit virus Rubella ini, lanjut Engkan, memang mudah disembuhkan melalui pengobatan dan perawatan medis. Tetapi, kata dia, virus Rubella akan berbahaya fatal apabila menular kepada ibu hamil.
“Hal ini yang harus dicegah bersama. Karena apabila ibu hamil tertular virus rubella akan berakibat kelainan pada janin. Kalau janin bayinya sudah terinveksi virus Rubella, sangat berisiko mengalami cacat pada telinga, mata atau jantung bayi apabila nantinya sudah melahirkan,” ujarnya.
Proses penularan virus Rubella ini pun, kata Engkan, sangat mudah, yakni hanya melalui saluran napas pada batuk dan bersin. “Kalau si penderita virus Rubella mengalami batuk atau bersin, resikonya bisa menular ke orang-orang yang berada di sekitarnya. Paling berbahaya kalau menularnya ke ibu hamil. Artinya, penyakit ini tidak boleh dipandang sebelah mata. Jadi, harus ditangani dengan melakukan imunisasi,” jelasnya.
Engkan menambahkan, kegiatan imunisasi secara massal sebagai upaya untuk memutuskan transmisi penularan virus campak dan rubella pada anak usia 9 bulan sampai dengan anak 15 tahun. “Imuninsasi ini diberikan agar anak-anak kebal terhadap virus rubella dan campak. Makanya seluruh anak-anak usia 9 bulan sampai 15 tahun wajib dilakukan imunisasi,” ujarnya. (Bgj/Koran-HR)