Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),- Ratusan warga Desa Sidamulih Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran seperti biasanya menggelar tradisi buhun yang disebut Tradisi Babarit. Acara yang sudah turun temurun tersebut tiada lain bentuk syukur warga atas limpahan rezeki dari Alloh SWT selama satu tahun.
Menurut Erik Krisnayudha, budayawan Pangandaran, Tradisi Babarit selalu digelar masyarakat Sidamulih setiap setahun sekali yang digelar saat bulan sabit muncul.
“Dalam Tradisi Babarit biasanya masyarakat membawa obor untuk menerangi kegelapan. Hal tersebut juga menandakan pada zaman dahulu masyarakat melaksanakan Tradisi Babarit dengan obor karena belum ada listrik,” jelasnya kepada HR Online, Selasa (25/07/2017).
Mardi, salah satu tokoh masyarakat setempat, mengatakan, selain membawa obor, masyarakat juga berkumpul di perempatan jalan yang sudah ditentukan sebagaimana syarat utamanya.
“Dari dulu sampai sekarang, Tradisi Babarit dilakukan di perempatan jalan. Jadi, kita masih mempertahankan apa yang diwariskan para leluhur,” ujarnya.
Ia menambahkan, masyarakat setempat yang mengikuti tradisi tersebut dianjurkan membawa makanan apa saja yang ada di rumahnya. Setelah itu, makanan tersebut dikumpulkan menjadi satu secara bersamaan untuk dibacakan do’a-do’a oleh pemangku adat.
“Jika acaranya puncaknya selesai yang ditandai berakhirnya pembacaan doa oleh pemangku adat, maka masyarakat akan makan bersama-sama makanan yang sudah dikumpulkannya tadi,” pungkas Mardi. (Ntang/R6/HR-Online)