Ciamis, (harapanrakyat.com),- Daripada merubah status menjadi Perguruan Tinggi Negeri (PTN), yang marak belakangan ini diajukan sejumlah PTS di Indonesia, Universitas Galuh (Unigal) justru memilih untuk berkonsentrasi meningkatkan mutu pendidikan.
Hal itu diungkapkan, Ketua Yayasan Unigal, R. Dida Yudanegara, S.H, M.Si, yang didampingi Wakil Ketua, Otong Husni Taufiq, S.T, M.Si, kepada HR, Sabtu (11/12) di ruang kerjanya.
Menurut Dida, saat ini pemerintah dan masyarakat sudah tidak lagi membedakan status antara perguruan negeri ataupun swasta. Malahan Dida menegaskan, perhatian dan kepercayaan masyarakat mulai dirasakan sangat tinggi terhadap Unigal.
Buktinya, semakin hari jumlah mahasiswa yang menimba ilmu di perguruan Tinggi Ciamis ini semakin membludak.
Dida menilai, bahwa peran serta dan kiprah PTS dalam dunia pendidikan, lebih awal ketimbang PTN. Artinya, Unigal tidaklah harus mementingkan perubahan status menjadi perguruan tinggi negeri.
Namun yang saat ini paling penting, ungklap Dida, bagaimana agar mutu pendidikan dan pelayanan pendidikan di Unigal menjadi lebih baik. Keduanya sangat dibutuhkan, mengingat adanya Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP).
Standar itu mencakup tentang, pembangunan infrastruktur, Pembangunan Fisik, kualitas pengajar, kualitas pengajaran, kurikulum, dan juga mengenai pelayanan akademik.
“Pembangunan fisik yang sudah selesai digarap adalah gedung Rektorat dan Gedung Indoor. Menyusul kemudian gedung pasca sarjana, gedung induk FKIP dan laboratotium Teknik. Dengan demikian, semua sarana prasarana penunjang pendidikan di fakultas bisa terakomodir,” ungkapnya.
Lebih jauh Dida menjelaskan, semua pembangunan sarana fisik tersebut tidak hanya bersumber dari dana mahasiswa saja. Melainkan dari dana bantuan Pemkab Ciamis, Propinsi dan Bantuan dari Pemerintah Pusat.
“Kalau mengandalkan dana dari mahasiswa saja tidak akan mencukupi, makanya bantuan-bantuan dari pemerintah sangat dibutuhkan untuk pembanguan Unigal,” katanya.
Menanggapi soal pembangunan sarana fisik kampus, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), H. Yat Rospia Brata, ketika dihubungi HR, melalui telepon selulernya, Minggu (12/12) mengaharapkan agar pembangunan gedung induk segera direalisasikan.
Alasan kenapa pihaknya meminta segera direalisasikan, adalah karena jumlah ruangan di FKIP sangat terbatas. Sehingga keberadaan ruangan sangat dibutuhkan, apalgi menjelang Ujian Akhir Semester (UAS).
Ditambahkan Yat, pihaknya selama ini mensiasati kekurangan ruang belajar para mahasiswanya dengan sistem penjadwalan hingga sore hari.
“Dari jumlah mahasiswa FKIP yang kurang lebih berjumlah 5000 orang tersebut, jelas kami selama ini mensiasati penambahan jadwal, kadang kuliah dilakukan hingga sore hari,” pungkasnya. (DK)