Banjarsari, (harapanrakyat.com),- Beras miskin (raskin) yang disalurkan ke sejumlah desa di Kec. Banjarsari banyak dikeluhkan. Kali ini bukan soal kualitas, tapi berat atau kuantitas beras raskin yang menjadi berkurang.
Kaur Kesra Desa Ratawangi, Masimin, Selasa (2/10), mengatakan, pada saat menurunkan dan menaikkan raskin dari mobil angkutan, biasanya petugas atau kuli menggunakan alat pengait kantong beras yang terbuat dari besi untuk mempermudah pemindahan.
âNah pada saat itulah, kantong beras berlubang, dan beras yang didalamnya keluar alias bocor,â ungkapnya.
Menurut Masimin, hampir semua beras raskin yang didistribusikan ke desanya mengalami penyusutan. Dia juga menuturkan, Desa Ratawangi mendapat jatah raskin yang disalurkan ke 3 dusun, dengan jumlah beras mencapai 10 ton, dengan jumlah penerima mencapai 674 KK (kepala keluarga).
âPenyusutan beras beras tersebut diperkirakan sampai 25 kilogram. Padahal, seharusnya jumlah kiloan atau berat karung sesuai dengan ukuran dan prosedur yang berlaku,â katanya.
Ade, warga Ratawangi, mengaku akan protes jika timbangan beras yang biasa dia terima menyusut. âSebagai orang kecil, saya pasti protes karena beras raskin ini kan disubsidi pemerintah. Tidak hanya itu, sangat disayangkan juga kwalitas beras raskin lebih banyak jeleknya ketimbang bagusnya,â imbuhnya.
Di tempat terpisah, Kasi Ekonomi Kec. Banjarsari, Nendah, mengatakan, penyaluran dan kualitas raskin di wilayahnya saat ini masih normatif, begitupun soal pembayaran raskin dari masing-masing desa.
âAdapun yang terlambat membayar, hal itu bukan suatu kendala. Soalnya, Banjarsari merupakan wilayah yang luas, dan itu wajar saja karena medan jalan di sejumlah desa kondisinya kurang mendukung,â pungkasnya. (ntang)