Ciamis, (harapanrakyat.com),- Sampai tahun 2010, jumlah penderita Thalasemia di Kab. Ciamis mencapai kurang lebih 100 orang. Jumlah sebesar itu menjadikan Ciamis mendapat peringkat pertama yang mempunyai penderita thalasemia di Jawa Barat.
Hal itu dikatakan Dr Ati Suherjti, Sp.A, ketika ditemui HR di ruang kerjanya, Kamis (9/12). Dia menjelaskan, thalasemia adalah suatu penyakit genetik yang diturunkan oleh kedua orang tuanya.
Secara klinis kedua orang tua mereka memang terlihat sehat, tapi sebetulnya salah satu gennya membawa sifat penyakit tersebut.
Penderita thalasemia yang mengalami kelainan darah diperlukan penanganan sepanjang hidupnya, yaitu dengan cara menjalani transfusi darah secara rutin setiap bulan, karena sampai saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan penyakit tersebut.
Ati menambahkan, di kelas C RSUD Ciamis rencananya akan dibangun ruangan khusus bagi penderita thalasmia. Yaitu penambahan fasilitas penunjang diagnostic dan klinik khusus, sebab penanganan bagi pasien penderita thalasemia harus dilakukan di ruangan terpisah.
âPerlunya ruangan terpisah dimaksudkan untuk mencegah terjadinya infeksi nasokomial yang akan menambah penderitaan para pasien thalasemia,â jelas Ati.
Sementara itu Rukmini, warga Sukanagara, Kec Jatinagara, ketika ditemui HR di RSUD Ciamis, Senin (13/12), mengaku bahwa anaknya yang paling kecil mengidap penyakit thalasemia sejak umur 9 bulan, sampai sekarang usianya sudah menginjak 6 tahun.
Hampir 5 tahun anaknya menjalani transfusi darah. Setiap bulan anak Rukmini membutuhkan 2-3 labu darah.
Karena dalam setiap transfusi darah menggunakan kartu Jamkesmas, pihak rumah sakit tidak memungut biaya sepeser pun. Namun, Rukmini tetap mengeluhkan besarnya biaya transfortasi dari rumahnya ke RSUD.
Rukmini berharap, pemerintah lebih memperhatikan penderita thalasemia, terutama bagi warga yang kurang mampu. (DSW)