Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) di Alun-alun Langensari, Kota Banjar, tampak sedang memperbaiki lapak dangannya. Photo: Nanang Supendi/HR.
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-
Sebanyak 50 tenda pedagang kaki lima (PKL) di Alun-alun Langensari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar, yang merupakan bantuan dari Kementerian Koperasi (Kemenkop) RI tahun 2012 lalu dengan nilai Rp.375 juta, kini keberadaannya sudah rusak dan terlihat kumuh.
Tanpa menunggu kembali adanya bantuan dari pemerintah, para PKL tersebut memperbaiki sendiri lapak yang mereka tempati. Pantauan HR di lokasi, Sabtu (15/04/2017) lalu, 50 tenda itu dibuat semi permanen. Terpal di bagian atap diganti menggunaka seng dan diberi tambahan siku serta rangka usuk berupa besi.
“Perbaikan tenda ini bukan oleh pemerintah, tapi swadaya para PKL sendiri,” kata Ketua Paguyuban PKL Alun-alun Langensari, Suhar.
Dia juga menyebutkan, bahwa kondisi tenda yang ada saat ini sudah tidak nyaman ditempati karena banyak yang rusak dan terkesan kumuh. Makanya, tanpa menunggu upaya perbaikan dari pemerintah, para PKL memperbaikinya sendiri. Terlebih paguyuban punya kas dari iuran setiap bulan.
“Iuran PKL Alun alun ini, sebagaimana ketentuan Perdes Langensari untuk PAD dan untuk kas PKL sendiri, dengan ketentuan setiap bulannya dari 50 PKL didapat 1,5 juta rupiah, yang pengalokasiannya untuk PADes 1 juta rupiah dan kas PKL 500 ribu rupiah. Jadi jangan melulu lah kita berharap uluran pemerintah, dan itu mengajarkan pedagang mandiri,” tutur Suhar.
Atas kesepakatan bersama, maka biaya perbaikan diambil dari nilai kas yang ada dan kekurangannya ditanggung oleh masing-masing PKL dengan dikoordinir paguyuban. Di mana perbaikan satu tenda atau lapak tersebut biayanya mencapai Rp.1.250.000 yang menjadi beban masing-masing PKL, dan bisa dicicil tiga kali.
Sehingga, total anggaran perbaikan terhitung kurang lebih sebesar Rp.70 juta. Jumlah sebesar itu dipergunakan untuk membeli material seperti atap seng, rangka besi dan lainnya, serta biaya pengelasan besi, dan upah pekerja.
Bila perbaikan tenda ini sudah selesai dikerjakan, pihaknya berencana akan mengadakan syukuran sekaligus acara munggahan Ramadhan dengan diisi pengajian. “Kita wajib bersyukur, memohon berkah dari Allah SWT, dan harapannya usaha para PKL di sini lebih laris atau pendapatannya meningkat,” ucap Suhar.
Bahkan, Paguyuban PKL mempunyai keinginan untuk menata lebih baik lagi keberadaan Alun-alun Langensari. Namun, hal itu tentu perlu adanya dukungan fasilitasi dari pemerintah kota.
“Perlu ada fasilitas penunjang lain guna menarik warga supaya lebih senang menikmati ruang publik ini. Intinya, Alun-alun Langensari harus dipercantik dan ada hiburan seni, ya minimal dalam seminggu misal kita adakan hiburan musik karaoke atau pentas seni tradisional,” harap Suhar.
Sedangkan, mengenai bertambahnya jumlah PKL, hal itu terbukti dengan adanya lapak baru di luar 50 tenda yang ada di Alun-alun Langensari, Suhar mengaku kalau pihaknya tak bisa berbuat banyak. Karena, untuk menindak dan menertibkannya perlu kerjasama dengan Satpol PP.
“Pihak pemdes dan kecamatan beserta Satpol PP harus menertibkannya, serta mencari solusinya. Pokoknya jangan sampai Alun-alun Langensari ini, sekelilingnya dipenuhi lapak-lapak PKL. Sebab, secara estetika terlihat tidak bagus, juga bisa menimbulkan kemacetan kala sore hari,” tukasnya. (Nanks/Koran HR)