Photo: Ilustrasi net/Ist
Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Jalur perbatasan Kota Banjar dan Kabupaten Ciamis, tepatnya Jalan Raya Banjar-Pangandaran, mulai dari wilayah Sasak Dua Tanglar, Kecamatan Pamarican hingga wilayah Sukajadi dikenal sebagai jalur maut. Pasalnya, nyaris setiap bulan di jalur itu terjadi kecelakaan lalu lintas yang memakan korban jiwa.
Insiden kecelakaan maut yang kerap terjadi di jalur neraka tersebut seringkali dikait-kaitkan dengan cerita misteri delman pembawa bencana yang banyak dipercaya oleh masyarakat sekitar.
Asep, warga setempat, ketika ditemui Koran HR, Selasa (20/12/2016) lalu, mengaku percaya dengan cerita misteri delman pembawa bencana. Menurut dia, delman selalu muncul setiap kali menjelang kecelakaan terjadi.
“Jalan ini sejak lama terkenal jalur paling rawan di sepanjang Banjar-Banjarsari. Hampir setiap bulan ada saja yang celaka hingga meninggal. Jalur paling rawan ada di beberapa titik, seperti jembatan dua tanglar, tikungan LDII, Jembatan Citalahab, tikungan Sukamaju dan tikungan Cituur. Daerah tersebut paling banyak memakan korban,” katanya.
Terkait delman pembawa bencana, Asep mengungkapkan bahwa itu sebenarnya merupakan cerita lama yang sering dikait-kaitkan dengan insiden kecelakaan yang terjadi di jalur rawan. Dia juga meyakini, setiap kali melihat delman lewat di jalur itu, pasti akan ada kecelakaan terjadi.
“Setiap ada delman lewat, kami (warga) sudah yakin jika tidak lama lagi pasti akan terjadi kecelakaan di jalur ini. Dan itu selalu terjadi jelang satu hari setelah delman lewat,” katanya.
Supena (68), kasepuhan asal Cikotok, Desa Kertahayu Pamarican, ketika ditemui Koran HR, Selasa (20/12/2016) lalu, menceritakan soal misteri delman pembaca bencana. Menurut dia, misteri itu bermula dari sejarah yang sampai saat ini dipercaya masyarakat sebagai penyebab terjadinya kecelakaan.
“Sebenarnya delman yang lewat itu bukanlah delman jelmaan siluman. Tapi itu delman biasa seperti pada umumnya. Hanya saja kejadiannya itu memang diluar kehendak sang pemilik delman. Dulu saya pernah mencegat salah satu delman saat lewat di jalur ini. Dan ketika saya tanya, ternyata sang kusir itu tidak bermaksud lewat ke jalur ini,” katanya.
Menurut Supena, sang kusir juga bingung karena kuda yang dibawanya tidak mau dibelokkan, kudanya berjalan sendiri seperti ada orang lain yang mengendalikan. Dilihat secara mata bathin, ternyata kuda itu disetir oleh salah satu makhluk gaib yang ikut numpang untuk pergi ke tempat tertentu.
“Dan setelah sampai di lokasi tujuannya, kuda itupun kembali bisa dikuasai oleh sang kusir,” katanya.
Masih menurut cerita Supena atau akrab disebut Ki Dalang, misteri tersebut ternyata mempunyai sejarah. Dulu, ada seorang juragan terkaya yang tinggal di lokasi yang saat ini dia tempati. Kekayaan melimpah yang dimiliki juragan tersebut diperoleh dari hasil yang tidak wajar.
“Orang tua dulu bilang mah ngaji ke siluman kuda. Bahkan banyak pegawai juragan itu menjadi tumbal pesugihan. Ayah saya juga yang saat itu bekerja kepada juragan itu sempat akan dijadikan tumbal. Hanya saja ayah saya bisa lolos saat siluman kuda menjemputnya. Dari sejak itu, ayah saya berhenti jadi pegawainya dan memutuskan untuk menyimpan rahasia. Hingga akhirnya ayah menceritakan kisahnya kepada saya. Sampai saat ini saya masih suka mendengar jeritan kuda jika malam jumat kliwon tiba,” terangnya. (Suherman/Koran HR)