Berita Ciamis (harapanrakyat.com),- Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ciamis, Toto Marwoto, menilai evaluasi akhir dengan kisi-kisi tingkat nasional harus tetap diberlakukan, meskipun pemerintah berencana menghapuskan ujian nasional (UN). Menurutnya, evaluasi akhir bersifat nasional bertujuan agar ada pembanding sebagai parameter hasil pendidikan.
Hal itu dikatakan Toto menanggapi rencana moratorium ujian nasional (UN) yang akan dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Rencana itu pun kini menuai perdebatan di kalangan praktisi pendidikan.
“Evaluasi atau ujian akhir dengan standar nasional masih sangat dibutuhkan untuk memberikan spirit kepada para siswa dalam belajar,” katanya, saat menggelar pers gathering dengan puluhan wartawan yang tergabung dalam organisasi PWI Perwakilan Kabupaten Ciamis, di Aula PGRI Ciamis, akhir pekan lalu.
Selain itu, lanjut Toto, ujian akhir pun biasa digunakan sebagai parameter dalam mengukur sejauhmana siswa bisa menjawab kemampuan materi pembelajaran kurikulum yang diterapkan.
“Sementara hasil nilai dari ujian nasional sebagai apresiasi kepada siswa dalam sebuah prestasi. Sehingga bisa menjadi sebuah kebanggaan setelah mengenyam pendidikan selama pada beberapa jenjang,” ujarnya.
Namun begitu, kata Toto, bukan berarti pihaknya tidak setuju dengan moratorium UN. Pihaknya tetap akan menjalankan sesuai instruksi dari pemerintah pusat. Hanya saja, kata dia, dirinya berpendapat bahwa ujian akhir harus tetap ada, meski dengan instrumen yang berbeda.
“Ujian akhirnya pun harus bersifat nasional. Hal itu agar ada pembanding antara hasil pendidikan di sekolah A dengan di sekolah B atau pembanding antara daerah satu dengan daerah lainnya. Pembanding dibutuhkan untuk mengetahui kelemahan satu satu sama lainnya,” ujarnya. (Bgj/R2/HR-Online)