Dukungan Pemkab Ciamis terhadap pengembangan kawasan strategis lumbung padi melalui program pengembangan pembibitan sapi potong yang digulirkan di Desa Kelapasawit, Kecamatan Lakbok, Kabupaten Ciamis. Foto: Istimewa/HR
Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Kecamatan Lakbok, Banjarsari, Purwodadi dan Pamarican merupakan kawasan lumbung padi di Kabupaten Ciamis, karena memiliki luas areal yang sangat besar. Namun demikian, berdasarkan pengamatan di lapangan dan keterangan dari para petani di wilayah tersebut, tingkat kegagalan panennya cukup tinggi. Dari tiga kali tanam dalam setahun, hanya berhasil satu kali panen. Sementara sisanya gagal panen menyusul bencana banjir dan kekeringan.
Hal itu dikatakan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Ciamis, Drs. H. Kusdiana, MM, didampingi Kabid Perekonomian Bappeda Ciamis, Asep Khalid Fajari, S.IP. Dia mengatakan, jika melihat fakta di lapangan, ada potensi yang belum dimanfaatkan secara optimal, yaitu jerami padi sebagai pakan ternak cukup melimpah. Sementara ternak pemakan jerami masih sangat minim.
“Karena itu, dalam rangka pemanfaatan potensi pakan ternak yang berasal dari limbah tanaman pangan serta membantu peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani sekaligus intervensi kegiatan di daerah perbatasan, upaya pengembangan pembibitan ternak sapi potong sangat prospektif,” katanya.
Menurut Kusdiana, pengembangan pembibitan ternak sapi potong di kawasan strategis lumbung padi sangat memungkinkan dan memiliki prospek yang cukup baik. Karena di kawasan itu ketersediaan pakan ternak sangat mendukung. Kegiatan tersebut, lanjut dia, akan diintegrasikan dengan upaya peningkatan produksi padi, karena pupuk kandang yang dihasilkan dari ternak bisa menjadi sumber pupuk organik potensial.
“Berdasarkan laporan dari Dinas Peternakan dan Perikanan bahwa pada tahun ini sudah disebarkan bantuan sebanyak 23 ekor sapi betina jenis Peranakan Ongole (PO) di Desa Kalapa Sawit Kecamatan Lakbok dengan kondisi 12 ekor telah bunting dan 11 ekor siap kawin. Perkembangan sampai awal Nopember 2016 telah lahir 1 ekor anak jantan, dan dari 11 ekor yang siap kawin telah di Inseminasi 3 ekor,” ujarnya.
Disamping pengembangan ternak sapi potong, menurut Kusdina, juga dikembangkan ternak itik. Di masa senggang pasca panen atau saat menunggu masa tanam berikutnya, kata dia, bisa dimanfaatkan untuk pengembalaan itik yang potensial. Karena areal persawahan merupakan sumber pakan itik yang memadai.
“Pengembalaan di areal persawahan sangat menguntungkan peternak itik. Karena bisa menghemat biaya pakan. Dan pada saat itu biasanya produksi telur cukup tinggi,” katanya.
Dinas Peternakan dan Perikanan, terang Kusdiana, pada tahun 2016 ini telah menyebarkan bantuan sebanyak 1430 ekor itik jenis Mojosari di tiga kecamatan, masing-masing di Desa Kutawaringin Kecamatan Purwodadi 440 ekor, Desa Kertajaya Kecamatan Lakbok 440 ekor dan Desa Sidarahayu Kecamatan Pamarican 550 ekor.
“Dengan dikembangkannnya ternak itik di kawasan tersebut diharapkan usaha rumahan pembuatan telur asin dapat berkembang dan mampu memberikan lapangan pekerjaan dan pendapatan bagi ibu-ibu rumah tangga,” harapnya. (Bgj/Koran HR)