Eli Suherli
Pementasan seni pencak silat yang digelar saat penyambutan kunjungan Tokoh Nasional, Ir. H Aburizal Bakrie, ke Kabupaten Ciamis, yang digelar di Cagar Wisata Budaya Karangkamulyan Cijeungjing Ciamis, menjadi tontonan yang menarik. Pasalnya, seni budaya bela diri pencak silat, sekarang ini sangat jarang dijumpai. Padahal pencak silat ini merupakan ciri khas budaya sunda.
Ade Macan, salah satu penggiat Pencak Silat di Ciamis, yang juga tergabung dalam padepokan silat Paguron Itapak Suci Ciamis, mengatakan, jumlah perguruan pencak silat di Kabupaten Ciamis saat ini sekitar 114 yang tersebar di berbagai kecamatan. Dengan adanya pementasan seni pencak silat yang terus digelar akhir-akhir ini di Ciamis, diharapkan bisa terus berkembang dan membangkitkan kembali seni budaya warisan nenek moyang sunda.
“Pementasan yang saat ini sering kita gelar, sebagai wujud kecintaan kami dalam melestarikan budaya sunda, khususnya Galuh. Selain pencak ini merupakan seni, juga terdapat aktivitas olahraga. Jadi, seni ini kita kembangkan dengan tujuan melestarikan seni budaya, juga untuk memasyarakatkan olahraga ,”ungkapnya.
Ade melanjutkan, awal terbentuknya Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kab. Ciamis, berawal dari berkumpulnya paguron dari berbagai daerah di Kabupaten Ciamis mengadakan pentas bersama, sehingga akhirnya memiliki ikatan organisasi resmi yang bertujuan untuk menciptakan bakan-bakat seni yang bisa diikutsertakan pada kejuaran di luar Kabupaten Ciamis.
Kini, kata Ade, di setiap desa sudah ada sekitar dua paguron, sehingga pencak silat bisa terus berkembang sebagai ciri khas budaya sunda. BahkAn bila perlu pencak silat ini masuk dalam pelajaran formal di sekolah, sehingga anak sekolah bisa mengenal kembali budaya warisan nenek moyangnya.
“Kami membutuhkan dukungan penuh dari Pemkab Ciamis supaya bisa terus melestarikan kebudayaan pencak silat ini. Karena atlet pencak silat Ciamis juga sudah mampu menorehkan prestasi di berbagai event kejuaraan di luar Ciamis,”katanya.
Ade malanjutkan, di tingkat pusat saat ini sudah terbentuk organisasi khusus yang menaungi seni olahraga pencak silat, yakni Persatuan Pencak Silat Indonesia (PPSI). Dan seluruh paguron yang ada di Kab. Ciamis pun kini bergabung ke organisasi tersebut. Namun, untuk di Ciamis, kepengurusan PPSI belum terbentuk.
Karenanya, seluruh peguron di Ciamis saat ini tengah berencana untuk segera membentuk kepengurusan PPSI tingkat Kabupaten Ciamis, sehingga dengan terbentuknya PPSI diharapkan dapat lebih serius dalam melaetarikan budaya pencak silat.
“Sekarang kebudayaan pencak silat di Kab. Ciamis bisa dikatakan kurang banyak diminati anak-anak. Namun dengan niat kami ingin terus memasyarakatkan pencak silat, kita akan berusaha mengenalkan seni budaya ini yang di mulai dari anak-anak SMP. Minimalnya, mereka mengenal dulu, sebelum diteruskan dengan belajar pencak silat,”terangnya.
Menurut Ade, jaman sekarang bisa dikatakan anak-anak sudah lupa terhadap kebudayaan bangsanya, kerena mereka lebih banyak memilih terhadap video game. Padahal sebenarnya masih banyak permainan kebudayaan yang justru melahirkan kedisiplinan anak dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.
Sementara itu, Budayawan Ciamis, Ir. Heri Hernawan, berharap, dalam perlombaan olimpiade olahraga siswa di Kabupaten Ciamis, baiknya memasukan pencak silat sebagai salah satu cabang olahraga yang diperlombakan dalam event tersebut.
â Kami dari penggiat budaya sunda Ciamis merasa prihatin dengan tidak masuknya pencak silat dalam cabang olahraga yang diperlombakan dalam event tersebut. Kita meminta kepada Dinas Pendidikan, untuk tahun depan, agar memasukan pencak silat sebagai salah satu cabang olahraga yang diperlombakan dalam OSN tingkat Kabupaten.
Karena, menurut Heri, di beberapa sekolah di Kabupaten Ciamis, seni olahraga pencak silat ini sudah mulai berkembang. Bahkan sudah banyak siswa di Kabupaten Ciamis yang mengikuti perlombaan pencak silat di tingkat Provinsi sebagai perwakilan dari Ciamis. ***