Walikota Banjar, DR. Hj. Ade Uu Sukaesih, S.IP., M.Si., saat meninjau salah satu stand peserta HKP ke-44. Photo: Nanang Supendi/HR.
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-
Walikota Banjar, DR. Hj. Ade Uu Sukaesih, S.IP., M.Si., meminta kepada stakeholder dan insan petani di Kota Banjar agar terus berupaya meningkatkan keandalan usaha taninya.
Hal itu dikatakannya saat membuka kegiatan Hari Krida Pertanian (HKP) ke-44, yang digelar di Lapangan Sari Indah, Kel/Kec. Banjar, Kota Banjar, Rabu siang tadi (25/05/2016).
“Saya minta kepada para petani, peternak serta pengusaha yang bergerak di sektor pertanian mampu memaknai HKP ini dengan meningkatkan usaha taninya,” kata Ade Uu.
Menurutnya, untuk meningkatkan hasil produk bermutu sesuai permintaan pasar, memang tak bisa dipungkiri mesti mengikuti era globalisasi, salah satunya SDM dalam bidang teknologi. Harapan selanjutnya tentu dapat membuka peluang lapangan pekerjaan di desa-desa.
“Kemudian, segenap stakeholder pertanian dan pelaku tani dapat saling bersinergi, termasuk dengan Pemerintah Kota Banjar dalam mendorong dan memajukan pembangunan pertanian. Hal itu sejalan dukungan visi Banjar menuju agropolitan,” tandas Walikota Banjar.
Sementara itu, Ketua KTNA Kota Banjar, DR. dr. H. Herman Sutrisno, MM., dalam sambutannya sebagai panitia penyelenggara, mengatakan, sektor pertanian merupakan tumpuan hidup warga Kota Banjar, sebagaimana 70 persen penduduknya bermata pencaharian petani.
“Selain upaya berkomitmen atau fokus dalam peningkatan usaha tani, juga termasuk membangun kapasitas organisasi maupun kelembagaan petani harus diperhatikan,” ujarnya.
Untuk itu, dalam rangka peningkatan usaha tani dan menambah pengetahuan serta pengalaman, pengurus KTNA dan bagian lembaga tani lainnya akan dikirim menjadi peserta dalam HKP tingkat Provinsi Jawa Barat, di Kabupaten Karawang pada tanggal 1-5 Juni 2016 mendatang.
Dalam peringatan HKP kali ini, Pemkot Banjar memberikan bantuan berupa mesin traktor kepada 20 Kelompok Tani (Poktan), serta memperkenalkan tokoh tani di Kota Banjar yang mampu membeli gabah di atas HPP dan menjualnya kembali dalam bentuk beras dengan harga di bawah pasar. (Nanks/R3/HR-Online)