Bangunan terminal bongkar muat dan pengujian kendaraan di Jalan Lingkar Selatan atau tepatnya di Kelurahan Benteng, Kecamatan Ciamis, hingga saat ini belum dioperasikan. Foto: Suherman DS/HR
Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Kepala Dinas Perhubungan dan Kominfo Kabupaten Ciamis, Aep Saepuloh, mengungkapkan, belum difungsikannya terminal bongkar muat dan pengujian kendaraan karena jalan untuk ke luar masuk (emplasemen) masih perlu disempurnakan. Nantinya barang barang dari truk besar dibongkar disitu kemudian diangkut ke tujuan masing-masing menggunakan kendaraan yang lebih kecil.
Dengan demikian, selain akan menambah keramaian lingkar selatan juga mengurangi volume truk-truk besar yang selama ini lewat jantung kota. Termasuk bongkar muat dimana saja yang acapkali dijumpai selama ini. [Berita Terkait: Jalur Lingkar Selatan Ciamis Prospektif dan Menjanjikan (Bagian-1)]
Kedepan sekitar terminal bongkar muat dan pengujian kendaraan rencananya akan dibangun taman lalu lintas sesuai isarat dari pusat. Ciamis hanya harus menyiapkan lahan dan membuat detail engenering desain (DED).
“Untuk menambah pengetahuan masyarakat terutama para pelajar saya inginkan taman lalu lintas itu dilengkapi museum kendaraan,” ujar Aep Saefulah, ketika dihubungi Koran HR, belum lama ini.
Sementara wacana akan dibangun jembatan Benteng-Manonjaya (Batman) saat ini menjadi pembicaraan hangat masyarakat. Jembatan Batman akan lebih panjang dari jembatan Cirahong. Menurut alur sejarah Galuh, ketika pemerintah kolonial Belanda membangun jalur kereta Tasikmalaya-Banjar semula akan lurus lewat Cimaragas. Namun atas permintaan Bupati Galuh, R Adipati Aria Kusumadiningrat sehingga lewat Ciamis walau harus membangun jembatan Cirahong tahun 1893 panjang 202 meter.
Bagian bawah jembatan Cirahong selama ini siang malam dilewati kendaraan roda dua dan roda empat dengan tonage terbatas dari Ciamis-Manonjaya dan arah sebaliknya. Sementara bagian atas dilewati kereta api Bandung-Jojakarta-Surabaya-Malang Jatim juga dari arah sebaliknya. Setiap sore terutama cuaca cerah ada saja warga terkadang sambil mengasuh putra-putrinya melihat kereta api. Terlebih lagi jika tiba bulan suci ramadhan menjadi salah satu lokasi “ngabuburit”.
Warga Benteng sekitar membayangkan jika jembatan Batman yang membentang diantara dua tebing sudah terwujud selain akan menambah keramaian juga bisa saja menjadi obyek wisata baru. Karena jika dari atas jembatan melihat ke bawah tampak permukaan air Sungai Citanduy menjadi naik salah satu dampak dari bendungan Leuwi keris.
“Sedangkan jika melempar pandang ke sebelah kiri dan kanan jembatan juga terlihat kerimbunan pepohonan bagai sabuk hijau sejauh mata memandang,” ujar mereka.
Terkait dengan wacana jembatan Batman yang menjadi pembicaaan hangat masyarakat, Kadis Bina Marga Energi Sumberdaya Air dan Sumberdaya Mineral Ciamis, Ika Darma Iswara, didampingi Kabid Jalan dan Jembatan, Taufik Gumelar, menyebutkan, dalam rencana panjang jembatan Batman di atas Sungai Citanduy menghubungkan Dusun Cimandala, Kelurahan Benteng dengan Desa Cilangkap, Manonjaya, Tasikmalaya panjangnya lebih dari Cirahong.
Jarak dari lingkar selatan ke ujung jembatan itu sekitar satu kilometer sedangkan dari Cilangkap lebih jauh sedikit. Dari kedua arah itu rencananya dibuat jalan lebar tujuh meter ditambah trotoar di kiri kanan jalan masing-masing lebar dua meter.
Pemda Ciamis hanya melakukan studi kelayakan sedangkan Detail Engenering Desain (DED) akan dibuat Pemda Tasikmalaya. Hanya saja untuk pembebasan lahan, analisa mengenai dampak lingkungan (Amdal) serta biaya konstruksi memerlukan dana yang besar sekali, sehingga nantinya akan diajukan ke Provinsi.
“Rencana dibangun jembatan itu selain karena selama ini tidak ada jalan penghubung yang memadai juga untuk mendorong lajunya pertumbuhan ekobomi,” ujar Ika Darma Iswara.
Lalu bagaimana jika lingkar selatan menjadi jalan kolektor primer, Aep Saefulloh, mengungkapkan, jalan kolektor primer dirancang kecepatan kendaraan paling rendah 40 km/jam. Karena volume lalu lintas kendaraan semakin meningkat sehingga perlu daya dukung jalan, tikungan dan tanjakan harus menjamin keselamatan lalu lintas kendaraan.
“Selain itu diperlukan sekitar 170 rambu-rambu untuk dipasang sekitr area sekolah, penyebrangan dan lokasi tertentu lainnya. Termasuk penambahan penerangan jalan umum (PJU) dan jalan penghubung yang memadai,” ujar Aep Saepulah.
Sejumlah warga Handapherang mengungkapkan, lahan dan tegakan milik mereka yang akan terkena megaproyek bendung leuwi keris sudah didata oleh tim yang dibentuk Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy beberapa waktu lalu. Bahkan untuk keakuratan pendataan lahan sehingga ditanya juga tentang riwayat lahan tersebut.
“Hanya saja kapan dana pembebasan lahan dan tegakan dilaksanakan kami masih menanti padahal kabarnya mega proyek bendungan leuwi keris sudah ditenderkan,” ujar mereka.
Asisten I Bidang Pemerintahan, Endang Sutresna, menegaskan, sebaiknya sebelum ditenderkan tentukan dulu berapa besaran dana pembebasan lahan dan tegakan itu. Kemudian berlanjut pembayaran. Karena pada hakekatnya pembangunan bertujuan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
Nanti jika lingkar selatan sudah menjadi jalan kolektor primer, terminal bongkar muat sudah beroperasi, bendungan leuwi keris dan jembatan Batman terwujud, sehingga lingkar selatan ceriteranya akan lebih lain.
Tentu saja warga setempat tidak hanya menjadi penonton namun menjadi para pelaku usaha sesuai kemampuan dan ketersedian permodalan sendiri-sendiri memanfatkan suasana baru. Maka sejumput harapan dari jalur lingkar pada ahirnya tiba juga di tengah tengah kehidupan mereka dalam keseharian. (Suherman DS/Koran-HR)