Jalur lingkar selatan di daerah Benteng. Photo : Suherman DS/ HR
Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Jalur Lingkar selatan menjadi salah satu diantara jalur lainnya di Ciamis yang sedang diusulkan menjadi jalan provinsi. Lingkar selatan panjang sekitar 17 kilometer dirintis bupati Ciamis, Kolonel Kavaleri (purn) H. Taufik Hidayat (alm) dilanjutkan Kolonel Kavaleri (purn) H. Dedem Ruchlia. Tujuan semula untuk mengembangkan keramaian dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Semua kendaraan dari Tasikmalaya dan Banjar akan menuju Ciamis dan arah sebaliknya dialirkan lewat lingkar selatan.
Untuk mendekatkan jarak dari lingkar selatan menuju terminal bus Ciamis, H. Taufik Hidayat waktu itu berencana membangun jembatan di atas Sungai Cipalih berikut jalan penghubung ke daerah Cigembor (dekat hutan kota-red).
“Namun karena jabatan Bupati H. Taufik Hidayat berakhir, sehingga rencana itu tidak kesampaian,” kenang sejumlah pensiunan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Ciamis, dalam sebuah kesempatan.
Kemudian, pada masa Bupati H. Oma Sasmita pernah dilakukan uji coba namun hanya berjalan beberapa hari. Pasalnya, beberapa titik badan jalan lingkar selatan rusak berat. Termasuk dari belokan lingkar selatan di Handapherang menuju terminal mengalami persoalan serupa.
Dalam perjalanan seorang usahawan dari Ciharalang pertama kali membangun stasiun pangkalan bahan bakar elpiji yang diikuti investor lain membangun industri bulu mata. Menyusul lahan sawah di daerah Imbanagara dimanfaatkan para pengembang kemudian berkembang ke daerah Handapherang, Pawindan dan Cigembor.
Sementara sebagian warga yang tinggal di pinggir jalan ada membuka toko besi dan peralatan bangunan dan jenis usaha lainnya. Seiring perkembangan itu sehingga harga tanah bergerak naik. “Sekarang harga tanah terutama di pinggir jalan mencapai di atas Rp 5 juta pertumbak. Bahkan ada juga pemiliknya yang menginginkan lebih dari itu,” ujar warga Benteng dan Pawindan.
Lingkar selatan seluruhnya sudah diaspal konstruksi lapisan penetrasi (lapen). Sedangkan yang diaspal konstruksi hotmik sekitar enam kilometer. “Dalam rencana tata bangunan dan lingkungan, jalur lingkar selatan terbagi dua wilayah. Antara lain wilayah Bojong, Ciharalang dan Handapherang direncanakan menjadi daerah industri. Sedangkan daerah Benteng, Linggasari dan Pawindan sebagai kawasan penunjang industri,” ujar Bambang, Kabid Tata Ruang Dinas Cipta Karya Kebersihan Tata Ruang (DCKKTR), belum lama ini.
Sementara Dedi Rokhaendi, SH, M Si, owner rumah makan Sindangsari di Handapherang mengatakan, selama ini siang dan malam ada saja hilir mudik kendaraan milik pribadi. Bahkan sewaktu waktu truk besar menuju arah Tasikmlaya dan sebaliknya. Pada suasana lebaran dan waktu lainnya jika volume kendaraan di jalur provinsi padat lingkar selatan berfungsi menjadi jalur alternatif.
“Adanya sejumlah investor yang membuka usaha di Ciharalang atau perorangan yang membeli lahan di daerah Handapherang sekitar dapat dimengerti. Karena kedepan lingkar selatan bakal lebih ramai,” ujar Dedi Rokhaendi dan kini tengah mengembangkan sayap usahanya, belum lama ini.
Kepala Badan Pelayan Perijinan Terpadu dan Penanaman Modal Ciamis, Drs. H. Wasdi Idjudin, M.Si, menyebutkan, di daerah Ciharalang saat ini bertambah dua perusahaan penggergajian kayu dan satu perusahaan yang memproduksi penganan makroni.
“Lingkar selatan prospektif dan menjanjikan terlebih lagi nanti manakala mega proyek bendungan Leuwikeris Sungai Citanduy yang multi fungsi sudah dibangun dan beroperasi,” ujarnya.
Pernyataan Wasdi tidak berkelebihan karena beberapa isyarat ke arah itu sudah nampak di depan mata. Antara lain dibangunnya terminal bongkar muat dan pengujian kendaraan di daerah Benteng walau belum difungsikan. Menyusul tahun ini akan dibangun stadion atletik di daerah Linggasari.
“Untuk membangun stadion atletik diperlukan lahan sekitar 30.400 M2. Dari rencana biaya sekitar Rp 23 miliar saat ini sudah ada sekitar Rp 16 miliar bantuan dari Provinsi Jabar,” ujar R Dody Suparto, Kabag Pembangunan, belum lama ini.
Ketua Konida Ciamis, Drs H Yasmin Sambas, BE.MM, Mantan Kadis Cipta Karya Kebersihan Tata Ruang menyebutkan, dibangunnya stadion atletik merupakan langkah konkret. Karena cabang atletik menjadi induk bagi cabang olahraga lainnya sehingga diharapkan menjadi wahana menumbuh kembangkan talenta-talenta olahraga sehingga nantinya mereka menjadi atlet berprestasi.
“Saat ini Ciamis selain memiliki stadion Galuh yang resprentatif. lapang tenis indoor dan track sepeda BMX,” ujar Yasmin Sambas, belum lama ini.
Sementara Sutriaman, Kadis Peternakan dan Perikanan, menambahkan, bendungan leuwi keris selain menjadi obyek wisata juga akan menjadi peluang usaha bagi para petani untuk melakukan budidaya ikan dengan sistem jaring terapung. (Suherman DS/Koran-HR/Bersambung)