Rambutan Si Batulawang. Foto: Dokumentasi
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-
Masyarakat Kota Banjar sudah tidak asing lagi dengan buah Rambutan Si Batulawang. Buah yang memiliki rasa manis dan tidak membuat orang sakit perut, walaupun masih hijau tapi sudah bisa dimakan dan rasanya manis.
Pemilik hak paten Rambutan Si Batulawang, Husen (58), warga RT.03, RW.01, Dusun Pabuaran, Desa Karyamukti, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar. Saat ditemui HR di kebunnya, pekan lalu, dia menuturkan asal-usul buah tersebut.
Menurutnya, Rabutan Si Batulawang merupakan buah warisan yang diberikan oleh keluarganya sejak zaman penjajahan Belanda. Dahulu di wilayah Desa Batulawang dan Karyamukti, tidak ada pohon buah rambutan.
Namun, seseorang yang bertugas di bidang pertanian pada era penjajahan, memberikan bibit buah tersebut kepada keluarga Husen. Setelah dibudidaya, hasilnya pun dapat dinikmati terbatas oleh keluarganya.
“Dulu rambutan Si Batulawang hanya dikonsumsi oleh keluarga kakek saya. Tapi dengan bertambahnya waktu, buah itu dapat dinikmati oleh warga sekitar yang mau menanamnya,” tutur Husen.
Kemudian, pada tahun 1970, Husen mulai mengembangkan Rambutan Si Batulawang di kebunnya. Setelah rambutan panen, dirinya mencoba menjajakan buahnya kepada para pedagang di daerah Cimaragas dan Tasikmalaya.
Namun, hasil jerih payahnya tak membuahkan hasil. Pasalnya, rambutan favorit pada saat itu adalah Rambutan Cimaragas. “Saya ke sana ke mari tidak ada yang mau membeli buah rambutan saya,” ujar Husen.
Akhirnya, dia pun menggratiskan kepada para penjual dan masyarakat sekitar. Lambat-laun mereka merasa ketagihan memakan buah Si Batulawang sampai sekarang. Selain manis dan enak, mau dimakan sebanyak apapun tidak akan menimbulkan sakit perut, dan itu sudah diuji di Jakarta. Hasilnya memang berbeda dengan rambutan lain. Bahkan, setiap panen buah Rambutan Si Batulawang bisa mencapai 500 ton. (Muhafid/Koran-HR)