harapanrakyat.com,- Beberapa waktu lalu terjadi banjir yang merendam pemukiman warga di Dusun Kubangpari, Desa Bangunsari, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis. Banjir ditengarai terjadi akibat luapan air dari selokan irigasi yang ada di daerah tersebut.
Bendung irigasi yang baru dibangun diduga oleh sebagian masyarakat menjadi penyebab tidak lancarnya saluran air. Sehingga air pun meluap dan membanjiri area persawahan serta pemukiman warga.
Menurut keterangan Kepala Bidang Prasarana dan Sarana pada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Ciamis, Dudung Abdul Syukur, pembangunan Dam Parit di Dusun Kubangsari Desa Bangunsari Kecamatan Pamarican dilaksanakan pada tahun anggaran 2024 dengan sumber dana Bantuan Keuangan Khusus Provinsi Jawa Barat.
“Pembangunan dam parit ini berdasarkan usulan dari kelompok Tani pelaksana kegiatan. Kemudian dalam proses perencanaan dan pelaksanaannya melibatkan konsultan perencana dan pengawas, serta pengerjaannya oleh pihak ketiga berdasarkan perencanaan yang telah dibuat,” ujar Dudung Rabu (23/4/2025).
“Kami telah melaksanakan monitoring dan evaluasi ke lapangan baik dalam proses pembangunan maupun pemanfaatannya, dan untuk mengetahui dampak irigasi terhadap pengairan lahan pertanian,” tambahnya.
Baca juga: Upaya Dinas Pertanian Ciamis Tarik Minat Kaum Milenial Agar Jadi Petani
Selanjutnya, terkait penyelesaian aduan masyarakat pada pembangunan Dam Parit telah dilaksanakan musyawarah di Kelompok Tani Parikesit. Pada bulan Januari 2025 yang lalu yang dihadiri stakeholder. Di antaranya kepala desa, konsultan perencana/pengawas, dan pihak penyedia barang, dan pejabat pembuat komitmen kegiatan dengan hasil sebagai berikut. Pertama, harus ada perbaikan pintu air. Kedua, peninggian tanggul secara manual (setelah selesai masa olah dan tanam), apabila masih menimbulkan genangan. Maka ketiga, akan dilakukan penurunan mercu (dilaksanakan setelah masa pemeliharaan), dan keempat akan diusulkan normalisasi saluran pembuang Karangcengek.
Meminimalisir Banjir di Kubangpari
Dudung menjelaskan, bahwa sekitar akhir Maret 2025 lalu, masa pemeliharaan oleh pihak ketiga telah berakhir. “Adapun sekarang sudah diserahkan ke kelompok tani Parikesit. Untuk selanjutnya apabila kelompok mau merubah bentuk bangunan tersebut, kita tidak melarang, disilakan. Diserahkan kepada kesepakatan kelompok itu sendiri. Apapun upaya yang dilakukan Kelompok Tani selanjutnya, benar-benar dapat meminimalisir banjir, dan kami dukung. Dan tentunya kami berharap pembangunan dam parit ini dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat khususnya petani sekitar, tanpa dampak yang merugikan”, ungkapnya.
Menurut pantauan lapangan, pada Minggu lalu (minggu ketiga April 2025), kelompok tani sudah melaksanakan gerakan normalisasi dam parit serta perbaikan/pemendekan mercu (peninggi) bendung sekira 50 cm. Kegiatan tersebut difasilitasi oleh Pemerintah Desa Bangunsari.
Camat Pamarican, Agus Taufik, mengatakan, pasca pemendekan mercu, saat hari Ahad kemarin ada hujan dengan curah yang tinggi. “Alhamdulillah, di lokasi tersebut tidak lagi tergenang banjir. Adapun banjir yang menimpa Desa Sukahurip dan Desa Kertahayu Kecamatan Pamarican, diakibatkan tanggul Sungai Sambungjaya yang jebol,” kata Agus.
“Upaya penanganan bencana termasuk penanganan warga terdampak banjir, selalu dilakukan baik melalui koordinasi dengan BPBD Kabupaten Ciamis, dan stakeholder lainnya,” pungkasnya. (Fahmi/R8/HR Online/Editor Jujang)