Siapa sangka, jalan rezeki bisa terbuka lebar lewat hal sederhana seperti berdagang. Banyak orang berpikir kerja kantoran satu-satunya cara mencari nafkah yang halal. Padahal, sejak zaman Rasulullah SAW, berdagang sudah jadi aktivitas yang mulia dan penuh keberkahan.
Baca Juga: Hadits Bicara Baik atau Diam, Anjuran dalam Menjaga Lisan
Bukan cuma sekadar aktivitas ekonomi, berdagang punya nilai spiritual yang tinggi. Bahkan, ada banyak hadits yang menyebutkan soal keutamaan berdagang dalam Islam. Salah satunya yang sering dibahas adalah tentang hadits pintu rezeki dari berdagang.
Berdagang di Mata Rasulullah dalam Hadits Pintu Rezeki dari Berdagang
Rasulullah SAW memulai kariernya sebagai pedagang sejak usia muda. Beliau terkenal sebagai pribadi jujur, amanah, dan sangat rekan bisnisnya percayai. Dari berdagang, beliau bertemu Khadijah yang akhirnya menjadi istri dan pendamping setia.
Berdagang bukan hanya urusan mencari untung. Rasulullah memandang berdagang sebagai cara mulia menjemput rezeki. Beliau juga mencontohkan bahwa jujur dalam jual beli membawa keberkahan luar biasa.
Dari banyak hadits yang diriwayatkan, salah satunya yang sangat populer adalah hadits pintu rezeki dari berdagang. Hadits ini menekankan bahwa berdagang bukan sekadar pekerjaan, tapi bisa jadi amalan utama dalam Islam.
“Sembilan dari sepuluh pintu rezeki ada dalam perdagangan.”
Diriwayatkan oleh Ibrahim Al-Harbi dalam Gharib Al-Hadits dari hadits Nu’aim bin ‘Abdirrahman.
Adapula hadits lain yakni:
1. Bekerja dengan Tangan Sendiri Lebih Baik daripada Meminta-Minta
Rasulullah SAW bersabda:
“Sungguh seandainya salah seorang di antara kalian mengambil beberapa utas tali, kemudian pergi ke gunung, kemudian kembali memikul seikat kayu bakar dan menjualnya, kemudian dengan hasil itu Allah mencukupkan kebutuhan hidupmu, itu lebih baik daripada meminta-minta kepada sesama manusia, baik mereka memberi maupun tidak.” (HR. Bukhari)
Hadis ini mengajarkan kepada kita bahwa bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan cara yang halal lebih baik daripada mengandalkan orang lain, baik mereka memberi atau tidak. Usaha yang dilakukan dengan tangan sendiri, meskipun mungkin terlihat berat, adalah jalan yang lebih terhormat dan memberi hasil yang lebih berkah daripada bergantung pada orang lain.
2. Pekerjaan yang Paling Baik
Pada suatu hari, para sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW, “Pekerjaan apa yang paling baik ya Rasulullah?” Beliau menjawab:
“Seorang yang bekerja dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang bersih.” (HR. Al-Bazzar)
Hadis ini mengungkapkan bahwa pekerjaan yang paling baik dalam pandangan Islam adalah pekerjaan yang dilakukan dengan cara yang bersih dan jujur, serta dilakukan dengan usaha sendiri. Bekerja dengan tangan sendiri, tanpa bergantung pada orang lain, dan melakukan transaksi jual beli yang jujur, adalah jalan yang mulia dalam mencari nafkah.
3. Keutamaan Pedagang Jujur
Rasulullah SAW bersabda:
“Pedagang yang jujur lagi terpercaya adalah bersama-sama nabi, orang-orang shiddiqin, dan para syuhada.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Dalam hadis ini, Rasulullah SAW memberikan penghargaan yang sangat tinggi kepada pedagang yang jujur dan dapat dipercaya. Mereka akan bersama dengan para nabi, orang-orang yang benar, dan para syuhada di akhirat. Kejujuran dan amanah dalam berdagang adalah karakter yang sangat dihargai dalam Islam dan menjadi salah satu kunci kesuksesan di dunia dan akhirat.
4. Kewajiban Mencari yang Halal
Rasulullah SAW juga bersabda:
“Bekerja mencari yang halal itu suatu kewajiban sesudah kewajiban beribadah.” (HR. Ath-Thabrani dan Baihaqi)
Hadis ini menegaskan bahwa mencari nafkah yang halal adalah kewajiban bagi setiap muslim, setelah kewajiban beribadah kepada Allah SWT. Ini menunjukkan bahwa bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan cara yang halal bukan hanya sekadar kewajiban duniawi, tetapi juga bagian dari ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah.
Berdagang sebagai Jalan Menuju Surga
Ada kisah menarik dari sahabat Abdurrahman bin Auf yang jadi salah satu pedagang sukses. Kekayaannya melimpah, namun ia tetap rendah hati dan dermawan. Ia tidak pernah absen berbagi dengan sesama dan membantu perjuangan Islam.
Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa pedagang yang jujur dan terpercaya akan berkumpul bersama para nabi dan syuhada. Ini bukan pujian biasa, melainkan penegasan betapa tinggi derajat pedagang yang amanah.
Makanya, banyak ulama yang menekankan pentingnya memahami hadits pintu rezeki dari berdagang. Hadits ini memberi semangat bahwa berdagang bisa jadi jalan menuju surga, bukan hanya soal dunia semata.
Jual Beli Itu Halal dan Allah Sukai
Allah SWT menegaskan dalam Al Quran bahwa jual beli itu halal. Sebaliknya, riba itu haram dan membawa murka. Jadi, berdagang bukan sekadar legal, tapi juga ibadah jika kita lakukan dengan cara yang benar.
Baca Juga: Hadits Umrah di Bulan Ramadhan dan Keistimewaannya yang Luar Biasa
Dari sini kita bisa lihat, Islam sangat menghargai kerja keras. Salah satunya ya lewat berdagang. Kalau niatnya benar, caranya jujur, berdagang bisa jadi aktivitas yang mendatangkan pahala terus menerus.
Nah, inilah mengapa banyak ulama menekankan hadits pintu rezeki dari berdagang. Hadits ini menjadi motivasi besar bagi siapa pun yang ingin mencari nafkah dengan cara yang berkah dan diridhoi.
Pedagang yang Allah SWT Cintai
Pedagang yang sabar saat rugi, jujur saat jualan, dan tidak menipu pembeli akan mendapat rahmat Allah. Rasulullah SAW mengatakan bahwa Allah mencintai orang yang lapang dalam berjual beli dan mudah saat bertransaksi.
Bahkan, kalau Anda berdagang demi menghidupi keluarga, itu juga merupakan perjuangan di jalan Allah. Bukan sekadar bisnis, tapi juga bentuk ibadah harian yang berpahala besar.
Itulah kenapa hadits pintu rezeki dari berdagang penting untuk kita pahami. Ini bukan sekadar ajakan berdagang, tapi juga cara mendekatkan diri pada Allah sambil memenuhi kebutuhan duniawi.
Rezeki yang Halal, Hati yang Tenang
Setiap rupiah yang kita dapat dari berdagang yang halal akan membawa ketenangan. Anda tidak perlu takut dengan audit, cibiran orang, atau rasa bersalah di malam hari. Hasilnya murni, berkah, dan membawa keberlimpahan.
Banyak pedagang kecil yang hidupnya mungkin sederhana, tapi wajahnya tenang dan bahagia. Itu karena mereka tahu rezekinya bersih. Tidak ada tipu daya, tidak ada riba, hanya usaha yang jujur.
Berdagang itu Ibadah, Bukan Sekadar Pekerjaan
Berdagang bukan hanya cara cari uang. Dalam Islam, berdagang bisa jadi ibadah yang besar pahalanya. Rasulullah SAW dan para sahabat telah mencontohkannya sejak dulu. Anda pun bisa mengikuti jejak mulia ini.
Jika kita jalani dengan niat yang lurus dan cara yang benar, berdagang bisa membuka banyak pintu kebaikan. Tidak hanya menafkahi diri sendiri, tapi juga bisa memberdayakan orang lain.
Baca Juga: Hadits Tentang Gharar, Jual Beli yang Diharamkan
Jadi, tidak perlu ragu untuk memulai usaha. Pegang teguh kejujuran, jaga etika, dan pahami hadits pintu rezeki dari berdagang. Rezeki insyaAllah akan datang dari arah yang tidak disangka-sangka. (R10/HR-Online)