Presiden Prabowo Subianto sempat menyinggung gerakan Indonesia Gelap yang bergaung pada Februari 2025 lalu. Ia pun memberikan pendapatnya dalam kegiatan diskusi dan silaturahmi bersama rektor perguruan tinggi dan swasta pada Kamis (13/3/2024), di Istana Kepresidenan.
Salah satu rektor perguruan tinggi yang hadir, Arif Satria, merangkum sambutan dan pidato Presiden Prabowo. Rektor dari Universitas IPB itu memberi pesan agar masyarakat tetap optimis.
Masalah yang menimpa Indonesia saat ini memang cukup banyak. Namun perbaikan tengah dilakukan, sehingga masyarakat tidak perlu cemas.
Baca Juga: Presiden Prabowo Bahas Dampak Kebijakan Ekonomi AS Bersama DEN
Presiden Prabowo Singgung Gerakan Indonesia Gelap
Bukan itu saja, Presiden Prabowo juga membandingkan kondisi Indonesia saat ini dengan Jepang dan Amerika Serikat. Menurutnya, kondisi Indonesia jauh lebih baik dari dua negara digdaya tersebut.
Saat ini Jepang memang tengah mengalami krisis besar, sehingga masyarakat kesulitan memenuhi kebutuhan beras. Apalagi Jepang termasuk negara dengan konsumsi nasi yang tinggi.
Prabowo kemudian menunjukkan bahwa persentase kebutuhan beras di Indonesia mencukupi. Dengan begitu, kondisi Indonesia cukup stabil dan lebih baik daripada Jepang.
“Kita harus bersyukur berada di Indonesia dengan berbagai kekayaan yang ada,” kata Arif kepada wartawan usai menghadiri pertemuan dengan Presiden Prabowo.
Prabowo Terbuka terhadap Kritik
Meski demikian, menurut Arif, Presiden Prabowo tetap terbuka terhadap kritikan. Bahkan Prabowo menerima masukan dari berbagai pihak.
“Beliau (Prabowo) terbuka ya terhadap kritik. Termasuk saran-saran yang saya berikan,” jelasnya.
Sebelumnya, gerakan Indonesia Gelap sempat terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia. Mahasiswa dari berbagai daerah, baik di Indonesia hingga luar negeri, bersama-sama berunjuk rasa.
Tak hanya mahasiswa, gerakan tersebut juga diikuti oleh masyarakat sipil. Tagar-tagar dan poster Indonesia Gelap juga menjadi trending di media sosial.
Baca Juga: Presiden Prabowo Hentikan Impor Pangan, Komitmen Swasembada di Tahun 2025
Unjuk rasa tersebut menuntut pemerintah memberikan pendidikan gratis, membatalkan pemangkasan anggaran. Hingga mencabut proyek nasional yang bermasalah. Masyarakat juga menuntut pemerintah mengevaluasi program makan bergizi gratis.
Ada pula hasil konsolidasi dari mahasiswa, menuntut Prabowo dan Gibran turun dari tampuk kekuasaan. Mereka menyoroti kabinet Prabowo yang gemuk, boros anggaran, serta membuat kebutuhan sembako langka.
Pemerintah belum menanggapi tuntutan tersebut. Bahkan masyarakat menganggap Prabowo blunder dengan mengangkat staf dan menteri yang tak sesuai bidangnya. (Revi/R3/HR-Online/Editor: Eva)