Grafik Laju Pertumbuhan Komponen Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Ciamis Tahun 2014. Foto: Istimewa/Bappeda
Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Ciamis, Drs. H. Kusdiana, MM, didamping Kabid Pemkesra, Toto Suparto, S.Sos.,M.Si, menyatakan, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Ciamis pada Tahun 2014 mengalami peningkatan. Pasalnya, pada tahun 2013 IPM berada di angka 67,20 sedangkan tahun 2014 menjadi 67,64.
“Meskipun angkanya bergerak perlahan, kondisi ini menjadi indikasi adanya peningkatan kualitas pembangunan di Kabupaten Ciamis yang ditunjang oleh pembangunan tiga sektor utama yang membentuk IPM, yaitu bidang pendidikan, bidang kesehatan dan ekonomi,” kata Kusdiana, kepada Koran HR, pekan lalu.
Kusdiana menjelaskan, komponen IPM Kabupaten Ciamis periode tahun 2011 – 2014 menunjukkan kualitas kesehatan masyarakat Kabupaten Ciamis mengalami perbaikan dengan indikator Angka Harapan Hidup (AHH) yang mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada Tahun 2014 meningkat 0,07 point yaitu dari 70,29 tahun pada Tahun 2013 meningkat menjadi 70,34 tahun pada Tahun 2014 atau sudah mencapai 82,75 persen dari angka maksimal atau standard UNDP Program 85 tahun.
Lebih lanjut, Kusdiana menuturkan, Indeks Pembangunan Manusia atau dikenal dengan sebutan Human Development index (HDI) adalah indikator yang digunakan untuk mengukur salah satu aspek penting yang berkaitan dengan kualitas dari hasil-hasil pembangunan ekonomi, yakni derajat perkembangan manusia yang didasarkan pada tiga indikator, yakni kesehatan, pendidikan yang dicapai dan standar kehidupan atau daya beli.
Di bidang kesehatan upaya peningkatan derajat kesehatan dilakukan dengan upaya menurunkan tingkat kematian bayi dan balita secara bertahap, penanganan status gizi pada balita, yang akan berdampak positif terhadap angka harapan hidup penduduk, tentunya dengan tidak mengabaikan program-program lain yang bersentuhan langsung dengan perbaikan derajat kesehatan.
Kemudian di bidang pendidikan, penuntasan buta huruf dan penurunan angka rawan drop out murid sekolah tetap mendapat prioritas utama, disamping terus melakukan pembangunan dan revitalisasi gedung-gedung sekolah sebagai upaya meningkatkan partisipasi murid secara berkelanjutan.
Dalam rangka meningkatkan kemampuan daya beli masyarakat, beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan nilai daya beli masyarakat, yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat dan mengatur penyediaan barang publik (alokasi), mengendalikan inflasi dan pengangguran (stabilisasi), melaksanakan pemerataan (keadilan sosial) atau distribusi pendapatan melalui upaya pengembangan usaha skala mikro untuk mendongkrak pendapatan masyarakat yang relatif tertinggal.
Capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Ciamis Tahun 2014 diperoleh dari hasil penghitungan masing-masing komponen IPM yaitu Indeks Harapan Hidup (Angka Harapan Hidup/e0), Indeks Pendidikan/IP (Harapan Lama Sekolah/HLS dan Rata-rata Lama Sekolah/RLS) dan Indeks Pengeluaran/IP (Pengeluaran Perkapita yang Disesuaikan) adalah sebesar 67,64. Angka ini telah mencapai kategori sedang.
Selanjutnya, kata Kusdiana, pada Indikator Pendidikan yaitu Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Angka Rata-rata Lama Sekolah (RLS) mengalami kenaikan setiap tahunnnya. Untuk Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) pada tahun 2014 meningkat 0,82 point yaitu dari 13,46 tahun pada tahun 2013 meningkat menjadi 13,57 tahun pada tahun 2014 atau sudah mencapai 75,39 persen dari angka maksimal atau standard UNDP Program 18 tahun.
Sedangkan Angka Rata-rata Lama Sekolah (RLS) pada tahun 2014 meningkat 3,33 point yaitu dari 7,20 tahun pada tahun 2013 meningkat menjadi 7,44 tahun pada tahun 2014 atau sudah mencapai 49,60 persen dari angka maksimal atau standard UNDP Program 15 tahun.
“Indikator itu menunjukkan bahwa secara umum rata-rata penduduk Kabupaten Ciamis telah menempuh pendidikan selama 7,44 tahun atau setara menduduki bangku kelas 1 (satu) Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP),” ucapnya.
Kusdiana menambahkan, diantara tiga komponen pembentuk IPM adalah komponen peningkatan daya beli masyarakat yang paling berat. Indikator ini sangat sensitif terhadap kondisi ekonomi makro yang fluktuatif apalagi jika ada kebijakan kenaikan BBM yang akan menekan daya beli masyarakat. Indikator ini hanya meningkat 0,18 point yaitu dari tahun 2013 sebesar Rp 8.147.000,- menjadi sebesar Rp 8.162.000,- pada tahun 2014.
Indikator Indeks Pembangunan Manusia tersebut menunjukkan bahwa pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Ciamis telah dilakukan sesuai dengan pengembangan strategi pembangunan Provinsi Jawa Barat dengan penekanan pada pertumbuhan ekonomi yang diiringi dengan peningkatan sumber daya manusia. Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia ini juga selaras dengan strategi pembangunan nasional.
Peningkatan kualitas pembangunan manusia sejatinya merupakan dampak dari berbagai kebijakan pemerintah, yang tentunya disertai dengan dukungan masyarakat. Besarnya capaian komponen IPM tersebut sebenarnya masih mungkin untuk ditingkatkan pada tahun-tahun mendatang. Itu apabila dilakukan pembenahan pada beberapa aspek yang dianggap kurang menyentuh masyarakat.
“Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia Tahun 2014 merupakan gambaran dari upaya penyelarasan program dan kegiatan sebagaimana tertuang dalam slogan pembangunan CIAMIS SELARAS yang bermakna selalu melayani masyarakat Ciamis dalam mendukung terwujudnya Visi Kabupaten Ciamis, yaitu Ciamis Maju Berkualitas Menuju Kemandirian Tahun 2019, sebagaimana tertuang dalam RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun 2014-2019,” pungkasnya. (Deni/Koran-HR)