Senin, Maret 3, 2025
BerandaBerita TerbaruSejarah Museum PETA di Bogor, Sarana Pengingat Perjuangan Bangsa

Sejarah Museum PETA di Bogor, Sarana Pengingat Perjuangan Bangsa

Sejarah Museum PETA merupakan salah satu sarana pembelajaran penting yang berkaitan langsung dengan perjuangan bangsa. Berdirinya museum ini menampilkan rangkaian berbagai kisah yang menggambarkan sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. 

Baca Juga: Sejarah Museum Prabu Geusan Ulun, Tempat Penyimpanan Benda Pusaka Kerajaan Sumedang Larang

Mengulas Sejarah Museum PETA Sebagai Bukti Perjuangan Bangsa

Keberadaan Museum PETA berdiri sebagai penghargaan untuk mantan tentara PETA atas kontribusinya dalam pendirian bangsa dan negara Indonesia. Museum yang terletak di kota Bogor ini, memberikan gambaran penting terkait proses kemerdekaan Indonesia dan segala persiapan untuk mengisi momen kemerdekaan. 

Museum PETA memiliki ciri khas bangunan berwarna coklat tua. Lokasi museum ini berada tidak jauh dari Stasiun Kereta Api Bogor, tepatnya di Jalan Jenderal Sudirman No 35.

Museum PETA terbuka untuk umum dengan waktu operasional di hari senin-jumat mulai pukul 08.00 hingga 17.00 WIB. Sementara itu, khusus weekend (Sabtu dan Minggu), jam operasional museum terbuka mulai pukul 10.00 hingga 17.00 WIB. 

Sejarah Gedung PETA

Awalnya, sejarah Museum PETA dibangun pada tahun 1745 oleh tentara KNIL yang menggandeng arsitektur bergaya Eropa, khususnya Inggris. Namun, pada masa pendudukan Jepang di tahun 1943, bangunan ini digunakan sebagai pusat pelatihan pasukan Tanah Air.

Pelatihan tersebut, tak lantas memberikan kebebasan pada pasukan pribumi. Pasalnya, pelatihan yang berlangsung tetap berada di bawah kendali militer Jepang. Kemudian, Museum PETA mulai dibangun kembali pada tanggal 14 November 1993. 

Saat itu, Wakil Presiden RI, Umar Wirahadikusuma memimpin peletakan batu pertama pada bangunan tersebut. Ia merupakan sosok penting yang terkenal sebagai sesepuh Yayasan Pembela Tanah Air atau YAPETA.

Dalam praktiknya, proses pembangunan museum berlangsung kurang lebih selama dua tahun. Hingga akhirnya, bangunan museum diresmikan oleh Presiden RI kedua, yakni Soeharto. 

Peresmian tersebut berlangsung pada tanggal 18 Desember 1995. Secara keseluruhan, pembangunan gedung museum menjadi bentuk penghormatan khusus atas perjuangan para prajurit PETA dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. 

Mengulas Isi Relief di dalam Museum PETA

Museum PETA menampilkan patung Shodancho Supriyadi yang terletak di depan gedung. Sosok tersebut merupakan tokoh penting yang menjadi pemimpin pemberontakan pasukan PETA terhadap pendudukan Jepang di Blitar. 

Menurut sejarah, Supriyadi sangat prihatin melihat nasib rakyat Indonesia yang hidup sengsara di bawah pendudukan Jepang. Sayangnya, hingga saat ini Supriyadi dinyatakan hilang setelah memimpin pemberontakan tersebut. 

Baca Juga: Sejarah Museum Mpu Purwa, Koleksi Benda Bersejarah

Sebagai informasi, Museum PETA menampilkan patung Jendral Sudirman yang terlihat berdiri dengan gagah berani. Ia merupakan tokoh militer besar dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. 

Masuk ke area dalam gedung, pengunjung akan menjumpai lorong relief yang tersebar di bagian tembok kiri dan kanannya. Relief pada bangunan menggambarkan beberapa tokoh nasional yang berasal dari PETA. 

Pada dinding monumen yang berbentuk setengah lingkaran, terukir nama-nama perwira tentara PETA yang berasal dari berbagai daerah, termasuk Jawa, Bali, Madura, dan Sumatra. Selain nama, monumen ini juga memuat informasi lengkap mengenai fungsi serta jabatan mereka, memberikan penghormatan atas peran dan kontribusi mereka dalam sejarah.

Relief pada museum menggambarkan tokoh seperti Syodanco Supriyadi, Jenderal Besar Sudirman (Panglima Besar TKR), Jenderal Ahmad Yani (Pahlawan Revolusi), dan Jenderal HM. Soeharto (Mantan Presiden RI ke-2). Selain itu, terdapat relief yang menggambarkan sosok Jenderal Umar Wira Hadi Kusumah (Mantan wakil Presiden RI ke-4 ), Letnan Jenderal Sarwo Edhie Wibowo, dan lainnya.

Museum PETA Terbagi atas 2 Ruangan

Sejarah Museum PETA di Bogor terbagi atas 2 ruangan, yakni ruang Supriyadi dan ruang Sudirman. Keduanya memiliki 14 diorama yang menggambarkan adegan sejarah perjalanan PETA dan kontribusinya dalam pergerakan mencapai kemerdekaan. 

Di ruang Supriyadi, terdapat diorama dan koleksi dokumentasi berita mengenai proses pembentukan tentara PETA yang berlangsung dari tahun 1940-an. Sementara itu, terdapat dokumentasi foto mengenai pelatihan tentara PETA, sekaligus diagram badan susunannya. 

Di ruang Sudirman, terdapat koleksi persenjataan peninggalan perang yang terawat dengan baik. Persenjatan tersebut tertata rapi di dalam rak-rak dan lemari. 

Sebagai informasi, koleksi persenjataan di dalam museum berasal dari rampasan tentara Jepang maupun pihak sekutu. Koleksi yang ada mencakup pistol, senapan serbu, senjata mesin berat dan ringan, hingga bayonet. 

Selain itu, Ruang Sudirman juga menampilkan foto dari para jenderal dan tokoh TNI yang pernah menjadi anggota PETA. Berbagai koleksi di tempat ini dapat memberikan banyak informasi terkait sejarah dunia ketentaraan di Indonesia. 

Para pengunjung juga akan mendapatkan wawasan tentang sejarah panjang cikal bakal berdirinya TNI di Indonesia. Dengan demikian, masyarakat dapat mengenang jasa para perwira tentara PETA yang telah gugur dalam perjuangan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Saat ini, Museum PETA di Bogor telah terbuka untuk umum. Sebagai destinasi wisata sejarah, museum ini mengajak pengunjung untuk kembali menelusuri masa pergerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia, memberikan pengalaman edukatif yang mendalam tentang peran PETA dalam sejarah bangsa.

Baca Juga: Sejarah Museum Etnobotani Bogor dan Perkembangannya

Sejarah Museum PETA berdiri pada tahun 1745 oleh tentara KNIL yang menggandeng arsitektur bergaya Eropa. Di tempat ini, terdapat berbagai koleksi yang menggambarkan tentang perjuangan bangsa Indonesia untuk memperoleh kemerdekaan. (R10/HR-Online)

Pieter Huistra Desak PSS Sleman

Pieter Huistra Desak PSS Sleman Segera Kembali Bermain di Maguwoharjo

Pelatih PSS Sleman Pieter Huistra mengutarakan harapannya, agar timnya bisa segera kembali bermain di Stadion Maguwoharjo. Hal ini ia sampaikan menjelang laga melawan Barito...
Launching Kezia Skincare

Penampilan Ashanty di Acara Launching Kezia Skincare, Mewah dan Elegan

Penampilan Ashanty dalam acara Grand Launching Kezia Skincare terlihat mewah dan elegan. Istri dari Anang Hermansyah ini telah mendirikan bisnis skincare miliknya dengan menghadirkan...
Langkah Mudah Menggandakan Aplikasi di HP Vivo

Langkah Mudah Menggandakan Aplikasi di HP Vivo

Pada dasarnya, pengguna HP Vivo dapat menggandakan aplikasi dengan dua akun yang berbeda. Untuk merealisasikannya, pengguna dapat memanfaatkan fitur penggandaan aplikasi yang terdapat pada...
Tiga Kendaraan Tergelincir di Tanjakan Cibeka Ciamis

Tiga Kendaraan Tergelincir di Tanjakan Cibeka Ciamis

harapanrakyat.com,- Sebanyak tiga kendaraan mengalami kecelakaan di Dusun Cibeka, Desa Karangkamulyan, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Senin (3/3/2025). Tiga kendaraan tersebut tergelincir di Tanjakan...
Peluang Usaha Warmindo dan Tips Memulainya

Peluang Usaha Warmindo dan Tips Memulainya

Peluang usaha warmindo merupakan aspek penting yang harus dipahami. Terutama bagi siapa saja yang tertarik untuk terjun ke bisnis kuliner warmindo. Dengan memahami peluang...
Spesifikasi Samsung Galaxy Z Fold 7, HP Lipat Kekinian

Spesifikasi Samsung Galaxy Z Fold 7, HP Lipat Kekinian

Samsung Galaxy Z Fold 7 kabarnya akan meluncur pada Juli 2025 mendatang. Meski belum resmi rilis, namun bocoran spesifikasi ponsel lipat tersebut sudah muncul...