harapanrakyat.com,- Harga cabai terus melejit membuat para petani wanita yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Geger Bentang 37, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, sumringah.
Pendamping KWT Geger Bentang 37, Endum mengatakan, saat ini harga cabai tengah mengalami kenaikan, sehingga para petani wanita binaannya semakin semangat dalam menggeluti dunia pertanian.
“Jadi untuk ibu-ibu ini bertugas merawat tanaman cabainya. Nah, kita kaum lelakinya membantu membuat lahan. Namun 90 persennya ibu-ibu yang menggarap tanaman cabai ini,” katanya. Selasa (25/02/2025).
Menurut Endum, saat ini KWT Geger Bentang 37 binaannya memasuki panen ke tujuh dengan hasil panen yang terus bertambah.
“Alhamdulillah, hari ini merupakan panen yang ketujuh kalinya, dimana setiap panen mengalami peningkatan. Target kami panen hari ini bisa mencapai 1 kwintal lebih,” terang Endum.
Ia menyebutkan, harga cabai saat ini kembali naik. Waktu panen sebelumnya harga cabai di kisaran Rp 65 ribu per kilogram. Sedangkan hari ini ada kabar baik, yang mana bandar menerima Rp 82 ribu per kilogram.
Baca Juga: Gerakan Tanam Cabai di Kawali Ciamis, Ketua TP PKK: untuk Kendalikan Inflasi
“Tentunya dengan kenaikan harga saat ini semakin menambah semangat para petani wanita di sini,” ungkap Endum.
Anggota DPRD Ciamis Apresiasi KWT Geger Bentang 37
Sementara itu, anggota DPRD Kabupaten Ciamis, Andang Irfan Sahara yang hadir pada kegiatan panen cabai, mengaku sangat mengapresiasi Poktan wanita yang bisa membuktikan keberhasilan dalam mengembangkan dunia pertanian.
“Sebagai wakil rakyat, saya sangat mengapresiasi sekali kegigihan ibu-ibu petani di Desa Pamarican ini. Sekarang ibu-ibu harus berani di depan dalam segala hal, termasuk dunia pertanian,” katanya.
Menurut Andang, hal itu dibuktikan oleh keberhasilan KWT Geger Bentang 37. Hasil panennya bukan lumayan lagi, tapi melimpah dan harganya juga lagi tinggi.
Ia pun mengatakan bahwa ibu-ibu modern tidak usah gengsi dalam beraktivitas mencari dana tambahan. Dengan menggeluti dunia pertanian seperti ini sudah jelas hasilnya dan jelas manfaatnya.
“Daripada abring abringan teu puguh, ya mending bertani bisa menghasilkan uang. Jadi jangan takut bebelokan (kotor). Bayangin saja, enak kan kalau sudah panen dan hasilnya seperti sekarang. Hitung saja 1 kwintal dikalikan 82 ribu rupiah, terus panennya juga tadi katanya 3 hari sekali,” pungkasnya. (Suherman/R3/HR-Online/Editor: Eva)