harapanrakyat.com,- Peringatan Hari Jadi Garut (HJG) ke-212 akan dilaksanakan secara sederhana. Tidak akan ada pawai kebudayaan dan perlombaan seperti tahun-tahun sebelumnya. Bahkan peringatan HGJ ini rencananya hanya akan dihadiri oleh 15 peserta agar tidak ada euforia berlebihan.
Perayaan ulang tahun Kabupaten Garut, Jawa Barat yang akan digelar sederhana tersebut merupakan dampak efisiensi anggaran sesuai Instruksi Presiden nomor 1 tahun 2025.
Sekda Garut, Nurdin Yana mengatakan, perayaan ulang tahun hanya akan dilaksanakan 15 orang pejabat penting saja. Padahal, biasanya perayaan HJG tahun-tahun sebelumnya selalu meriah dengan penyelenggaraan gebyar budaya, pameran UMKM, hingga perlombaan masyarakat di setiap SKPD.
“Tidak ada euforia berlebihan, kita hanya melaksanakan sesuai Perbup, melaksanakan upacara. Jika perlu hanya 15 orang. Ini tentu jadi tanda tanya besar sehingga mengacunya cukup lah 15 orang di gedung Pendopo. Disederhanakan,” kata Nurdin Yana, Rabu (12/2/2025).
Selain di lingkungan birokrat, perayaan Hari Jadi Garut ke-212 juga akan digelar secara sederhana oleh para anggota dan pimpinan DRPD.
“Di dewan juga sama, hanya dilakukan oleh beberapa orang saja, dihadiri oleh anggota. Tidak akan ada gebyar budaya, sehingga yang menggunakan dana APBD itulah yang dilakukan penghematan,” tambahnya.
Tekad Laksanakan Inpres Terkait Efisiensi Anggaran, Hari Jadi Garut Digelar Sederhana
Pemkab Garut bertekad melaksanakan Inpres yang dikeluarkan oleh Presiden Prabowo Subianto. Efisiensi anggaran untuk kebutuhan negara dianggap lebih penting, daripada dihamburkan untuk kepentingan seremonial.
Nurdin juga mengakui bakal ada dampak negatif terhadap pendapatan para seniman, budayawan, dan pelaku UMKM. Namun ia mengaku tidak bisa berbuat lebih untuk memberikan yang terbaik di HJG tahun 2025.
“Ya ketika ini didapat dikembalikan kepada kepentingan masyarakat. Biasanya kan banyak bergantung kepada masing-masing anggaran SKPD, misalkan kepentingan di budaya, konsekuensinya akan lumayan kepada para budayawan, biasanya tampil kan jadi tidak tampil. Kemudian UMKM juga sama seperti begitu,” jelasnya.
Persoalan seperti ini sebetulnya pernah terjadi pada saat pandemi Covid-19. Saat itu, kegiatan yang sifatnya mengundang massa banyak dilarang, mengingat bahaya penularan virus Corona bisa membahayakan keselamatan masyarakat. Namun kali ini tidak ada pagelaran budaya dan euforia HJG karena penghematan anggaran negara yang bisa memboroskan keuangan daerah.
“Berangkat dari efisiensi, hari ini tidak ada perayaan yang berlebih jadi kan efisien, untuk konsumsinya juga tidak ada, ya efisien juga,” rincinya.
Dewan Kebudayaan Soroti Perayaan Hari Jadi Garut yang akan Digelar Sederhana
Sementara itu, Ketua Dewan Kebudayaan Kabupaten Garut, Irwan Hendarsyah mengatakan, para pelaku seni dan para budayawan di Garut siap membantu meski tak diberi anggaran dari Dinas.
Irwan pun menegaskan tidak setiap pelaku seni dan para budayawan harus diberi upah untuk menggelar seni budaya HJG. Mereka bahkan siap memberikan pagelaran tanpa menggunakan uang negara, agar perayaan HJG bisa terlaksana seperti biasanya.
“Sebetulnya jika tidak ada seremonial karena ada pemangkasan anggaran, kami paham. Sebetulnya kami tidak keberatan jika ini untuk kepentingan nasional, tapi tidak semua pelaku seni dan pelaku budaya menarif honor maupun upah, ya istilahnya berbayar,” kata Irwan.
Irwan mengatakan, pihaknya ingin memberikan yang terbaik bagi tiap hajat HJG, meskipun tidak diberi honor atau dibayar dalam pagelaran budaya.
Para pelaku seni dan budayawan di Garut, sebetulnya ingin memberikan kasih sayang kepada kota kelahiran, sehingga perlu adanya pendekatan emosional dari Pemerintah kepada para pelaku seni dan budayawan.
“Jika dilibatkan secara emosional itu akan lebih jauh merasakan dihargai, tidak semua praktisi budaya mendapatkan bayaran, kan dari dulu juga begitu. Kan istilahnya jika memang sayang kepada Kabupaten Garut meski tidak dibayar, pasti akan dijalankan,” tambahnya.
Selain itu, efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah ternyata juga berdampak pada pelaku UMKM dan para penjual produk lokal. Hal itu karena biasanya setiap hajatan ulang tahun Garut, panitia menggelar pameran agar UMKM bisa menjual barang dagangannya.
Baca Juga: Efisiensi 50 Persen Gegara Duit Negara Boncos, Proyek Pembangunan di Garut Terancam Zonk?
“Hanya ingin ditampilkan untuk masyarakat Garut, Ya otomatis biasanya ada pameran UMKM, pameran produk lokal, dan lainnya akan ikut tidak ada. Jika tidak ada pameran UMKM dan pameran produk lokal pemberdayaan ekonomi akan lesu, itu jelas kekuatan ekonomi dari UMKM. Pengaruh dan dampaknya jelas akan terasa seperti pada hari itu saja, karena hajat tahunan, atau panen UMKM tahunan dari HJG,” tutupnya. (Pikpik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)