Sabtu, April 19, 2025
BerandaBerita TerbaruMengulas Makna Tari Kedok Ireng, Seni Tradisional Jawa Barat

Mengulas Makna Tari Kedok Ireng, Seni Tradisional Jawa Barat

Tari Kedok Ireng merupakan salah satu tarian tradisional yang berasal dari Jawa Barat. Tarian ini memiliki makna sejarah terkait kehidupan seorang manusia dari dua sisi penglihatan, yaitu baik dan buruk. Kesenian tarian ini menjadi salah satu tarian yang cukup terkenal di Jawa Barat.

Baca Juga: Sejarah Tari Ketuk Tilu, Tarian Tradisional Jawa Barat

Biasanya tarian ini berfungsi untuk pementasan acara-acara penting. Misalnya di acara penyambutan tamu besar, pernikahan dan pada acara-acara lainnya.

Sejarah Nama Tari Kedok Ireng dan Maknanya

Seperti yang sudah disinggung dalam pembukaan di atas, bahwa tarian Jawa Barat ini memiliki arti atau makna dalam sejarah penamaannya. Makna tersebut berawal dari kenyataan bahwa manusia memiliki dua sisi kehidupan yang cukup melekat dalam dirinya yaitu baik dan buruk.

Sepanjang hidupnya, terkadang manusia seolah memiliki ibarat harus menggunakan topeng untuk menutupi identitasnya. Topeng atau yang biasa terkenal dengan sebutan “kedok” ini akan terus melekat selama manusia menjalani hidup masing-masing.

Kedok Ireng sendiri berasal dari dua kata yang mempunyai arti berbeda. Kedok memiliki arti sebagai penutup wajah dan ireng berarti hitam. Secara umum, kedok ireng mempunyai  makna gambaran hidup seorang manusia dari sisi penglihatan baik dan buruk. 

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia selalu dihadapkan pada dua sisi kehidupan selalu melekat dalam dirinya hingga maut menjemputnya. Dua sisi kehidupan inilah yang menjadi inspirasi nama dari tarian tradisional yang berasal dari daerah Jawa Barat tersebut.

Sekilas Gambaran dan Makna Tarian

Pada awal pertunjukan tari Kedok Ireng, tiga penari duduk bersila di tengah panggung. Mengenakan kostum berwarna cerah, mereka kemudian membungkuk sebelum berdiri dengan topeng merah muda yang telah terpasang di wajah mereka. 

Tak lama kemudian, tujuh penari lainnya muncul dari sisi panggung, melengkapi susunan formasi tari Kedok Ireng. Dengan gerakan yang lembut dan selaras, para penari berpasangan sambil mengenakan topeng. Susunan ini seolah mencerminkan keseimbangan antara sisi baik dan buruk dalam diri manusia.

Semakin lama, kesepuluh penari menampilkan gerakan yang semakin dinamis, sesekali melompat dan melemparkan selendang. Pada beberapa momen, mereka melepas topeng dan berputar dengan penuh energi. 

Formasi yang mereka buat pun tampak seolah menyapa penonton. Dengan iringan musik dari kendang dan gamelan yang berirama cepat, tarian ini menjadi semakin memikat untuk disaksikan.

Nama Kedok Ireng sendiri berasal dari dua kata dengan makna berbeda. “Kedok” berarti penutup wajah, sedangkan “Ireng” berarti hitam. Secara keseluruhan, tarian ini menggambarkan perjalanan hidup manusia yang selalu berada di antara dua sisi, baik dan buruk.

Baca Juga: Sejarah Tari Remo dari Jawa Timur, Kaya Makna dan Filosofi 

Dalam keseharian, manusia senantiasa berhadapan dengan berbagai pilihan dan keseimbangan tersebut akan terus menyertai hingga akhir hayat.

Fungsi Penggunaan Tarian

Penggunaan tari Kedok Ireng biasanya tampil dalam acara-acara tertentu seperti upacara adat, kirab, dan juga festival rakyat. Selain itu, tarian tradisional ini juga berfungsi untuk menyambut tamu-tamu besar dalam acara formal.

Keunikan dan makna yang tersirat di dalamnya ini, menjadi alasan tarian ini sering ditampilkan untuk menunjukkan salah aset budaya seni di Jawa Barat. Selain itu, tari ini juga menjadi media interaksi sosial untuk menyampaikan pesan-pesan atau makna tersirat kepada penontonnya. 

Dengan demikian, fungsi tarian ini tidak hanya sebatas untuk kesenian saja, namun juga mengandung pesan moral untuk berani membuka topeng diri masing-masing. Topeng disini mempunyai arti tersirat sebagai penutup sifat keburukan manusia.

Daya Tarik pada Gerakan Tarian

Selain memiliki daya tarik makna, tari Kedok Ireng juga memiliki daya tarik dari segi gerakannya. Hal ini dapat terlihat dari kesepuluh penari yang semakin enerjik dengan sesekali melompat dan melemparkan selendang. Di lain gerakan, mereka juga melepas topeng dan berputar-putar.

Para penari juga beberapa kali membentuk formasi seperti ingin memberikan sambutan kepada penonton. Hal ini membuat penonton merasa tersanjung dan juga terhormat.

Selain itu, kombinasi iringan musik gamelan dan kendang yang rancak membuat gerakan penari semakin enerjik dan menarik untuk disaksikan. 

Tari ini menjadi salah satu warisan budaya kesenian tradisional Jawa Barat yang harus tetap terjaga kelestariannya. Tarian tradisional yang mengandung pesan moral ini tidak hanya berfungsi sebagai tarian saja, namun juga media interaksi sosial kepada masyarakat. 

Baca Juga: Kiprah Raden Tjetje Somantri, Sang Maestro Tari

Keberadaan tari Kedok Ireng ini memberi peringatan kepada manusia bahwa setiap manusia harus berani membuka aib keburukan sendiri tanpa menutupinya layaknya topeng. Nah, sekarang apakah Anda tertarik mempelajarinya? Selamat belajar, ya! (R10/HR-Online)

Paslon Bupati Tasikmalaya

Tiga Paslon Bupati Tasikmalaya Nyoblos di Kampung Halaman, Optimis Menang

harapanrakyat.com,- Tiga pasangan calon (paslon) Bupati Tasikmalaya nyoblos di kampung halamannya masing-masing. Ketiganya optimis mampu meraup suara di Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada Kabupaten...
Rumah Warga Sumedang Rusak

Cerita Warga Sumedang Rumah Rusak karena Angin Puting Beliung, Terpaksa Mengungsi

Harapanrakyat.com - Pasca angin puting beliung yang menerjang dua Desa di wilayah Kecamatan Buahdua, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat pada Jumat (18/4/2024) sore kemarin, masih...
Luna Maya Enggan Beri Komentar tentang Rencana Pernikahannya

Luna Maya Enggan Beri Komentar tentang Rencana Pernikahannya

Luna Maya, aktris terkenal Indonesia, kini tengah menjadi sorotan media setelah kabar pernikahannya dengan Maxime Bouttier mencuat. Pasangan yang terkenal dekat sejak 2023 ini,...
Mantan Gubernur Jabar

Terkait UU ITE, Mantan Gubernur Jabar Ridwan Kamil Resmi Polisikan Lisa Mariana

harapanrakyat.com,- Pencemaran nama baik, mantan Gubernur Jabar Ridwan Kamil melaporkan LM (Lisa Mariana) ke Bareskrim Mabes Polri. Laporan tersebut diajukan secara langsung oleh Ridwan...
Polres Ciamis Tangkap Terduga Pembunuh Wanita Muda di Kamar Kos, Ternyata Ini Hubungannya dengan Korban

Polres Ciamis Tangkap Terduga Pembunuh Wanita Muda di Kamar Kos, Ternyata Ini Hubungannya dengan Korban

harapanrakyat.com,- Polres Ciamis berhasil mengamankan diduga pelaku pembunuhan jenazah perempuan di sebuah kamar kos yang berada di Lingkungan Pabuaran, Kecamatan Ciamis, Jumat (19/4/2025).  Terduga pelaku...
Angin Puting Beliung Terjang Wilayah Buahdua Sumedang, Puluhan Rumah Rusak

Angin Puting Beliung Terjang Wilayah Buahdua Sumedang, Puluhan Rumah Rusak

harapanrakyat.com,- Bencana angin puting beliung serta hujan lebat dan petir menerjang dua desa di Kecamatan Buahdua, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Akibat peristiwa tersebut, puluhan...