harapanrakyat.com,- Ratusan siswa SDN 3 Bojong, Garut, Jawa Barat, terdampak sekolah ambruk berkeluh kesah kepada Presiden Prabowo Subianto. Mereka ingin agar presiden segera merehabilitasi dan memperbaiki ruang kelas yang ambruk tersebut.
Kalimat permintaan tolong itu terucap dari Bela, salah satu siswa yang memberanikan diri memberikan keluh kesah pasca ruang kelasnya ambruk.
“Tidak sekolah karena bangunannya ambruk, jadi tidak bisa belajar. Ya nanti belajarnya di madrasah milik warga. Berharap kepada Bapak Presiden Prabowo Subianto, untuk membangun sekolah kami kembali,” curhat Bela, Sabtu (25/1/2025).
Baca Juga: Lapuk Dimakan Usia, SDN 3 Bojong Garut Ambruk
Para siswa terdampak sekolah ambruk tersebut, harapannya Presiden Prabowo mendengar dan merespon curhatannya. Sehingga proses rehabilitasi dan perbaikan ruang kelas yang sudah rata dengan tanah tak perlu bertele-tele memakan waktu lama.
Sebelumnya, bangunan SDN 3 Bojong yang berada di pelosok Garut Selatan, ambruk rata dengan tanah, Sabtu (25/1/2025). Akibatnya, aktivitas belajar mengajar terpaksa diungsikan ke madrasah milik warga.
Ambruknya 3 ruang kelas SDN 3 Bojong yang berada di Desa Bojong Kecamatan Banjarwangi, diakibatkan oleh lapuknya bangunan, disertai cuaca buruk hujan lebat. Sehingga atap yang sudah tua tak mampu menahan debit air. Plafon, genteng serta kayu-kayu besar di bagian atap roboh menimpa meja dan kursi milik siswa.
Baca Juga: Program Tidur Siang SMPN 39 Surabaya Viral, Apa Manfaatnya?
Menurut Kepala Desa Bojong, Cecep Jalaudin, bahwa ambruknya sekolah diperkirakan pada pukul 03.00 WIB. Beruntung di jam tersebut tidak ada aktivitas belajar mengajar, sehingga tidak menimbulkan korban jiwa maupun korban luka.
“Diduga disebabkan bahan-bahan kayunya sudah keropos. Karena sekolah ini mendapat rehab pada tahun 2008 lalu, dan hari ini belum ada perbaikan lagi,” ujar Cecep Jalaudin.
Pihak sekolah berencana akan memeriksa bangunan lain. Hal tersebut ditakutkan siswa dan guru akan terdampak bangunan sekolah yang ambruk, sehingga mengancam keselamatan. (Pikpik/R5/HR-Online/Editor: Adi Karyanto)