Banjar, (harapanrakyat.com),- Terkait dengan adanya tudingan bahwa hilangnya huruf pada papan nama Kantor Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Banjar, akibat tidak adanya kepedulian dari penghuni kantor terhadap perawatan lingkungan, seperti diberitakan salah satu media cetak lokal beberapa waktu lalu, dibantah dengan tegas oleh Sekretaris Bappeda Kota Banjar, Asep Setiadi, Senin (16/1).
Asep menjelaskan, sejak menempati bangunan gedung eks Kantor DPRD Kota Banjar, hingga saat ini pihaknya sudah empat kali mengganti atas raibnya salah satu bagian huruf yang terpasang pada papan nama tersebut.
“Kami belum satu tahun pindah ke sini, tapi sudah empat kali mengganti bagian huruf yang hilang, yaitu dua kali huruf P-nya hilang, kemudian dua kali juga huruf T-nya hilang. Apakah dengan sudah empat kalinya mengganti huruf yang hilang itu kami dinilai tidak peduli terhadap perawatan lingkungan,” tanya Asep.
Lebih lanjut dia mengatakan, mungkin saja hilangnya huruf-huruf tersebut akibat ulah orang yang sedang mabuk, atau orang gila, atau memang ada unsur kesengajaan dari pihak luar.
Pasalnya, jika hilangnya bagian huruf pada papan nama itu akibat kondisinya sudah rusak karena tidak terawat, maka bangkai huruf tersebut harus ada ngagoler di bawah bangunan papan nama. Tapi, setiap kali hilang, bangkai hurufnya tidak pernah ditemukan.
“Waktu hilangnya huruf T yang kemarin, sebelum muncul dalam pemberitaan salah satu media massa, kami sudah menyuruh orang untuk memesan huruf T kepada tukang yang biasa bikin tulisan dari bahan seperti itu, meski sebetulnya anggaran untuk biaya perawatan dan pemeliharaan kantor belum turun. Namun belum juga dipasang, ternyata muncul di koran tudingan begitu, tanpa adanya konfirmasi terlebih dahulu kepada kami,” tutur Asep, dengan nada berang.
Dia menambahkan, bahwa sejak menempati gedung tersebut, papan nama yang ada saat ini sifatnya hanya sementara. Sebab, setelah anggaran untuk perawatan dan pemeliharaan turun, pihaknya akan mengganti bahan huruf tulisannya secara paten, yaitu dengan cara disemen/ditembok. (Eva)