harapanrakyat.com,- Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan atau DKP3 Kota Banjar, Jawa Barat, memastikan tidak ada hewan ternak milik para peternak yang terjangkit penyakit mulut dan kuku atau PMK.
Hal itu menanggapi mulai merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang ternak kambing dan sapi baru-baru ini.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Banjar, Yoyon Cuhyon, mengatakan, berdasarkan data laporan sampai saat ini tidak ada temuan kasus penyakit mulut dan kuku yang menyerang ternak di Banjar.
Baca juga: Antisipasi Penyakit Rabies, DKP3 Kota Banjar Gencarkan Vaksinasi Hewan Peliharaan
Tim petugas kesehatan hewan juga sudah melakukan pelayanan dan monitoring kepada para peternak dan pelaku usaha peternakan. Baik peternak kelompok maupun perorangan.
“Tidak ada temuan kasus PMK. Kami setiap minggu juga melakukan pelayanan dan monitoring kesehatan hewan kepada peternak,” kata Yoyon, Kamis (9/1/2025).
Lebih lanjut menyebut, jumlah peternak kambing, domba dan sapi di Kota Banjar terdapat 56 kelompok dengan peternak paling banyak domba dan sapi sedangkan untuk perorangan 1215 peternak.
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh tim petugas kesehatan hewan atau Keswan tidak ada kasus penyakit mulut dan kuku yang ditemukan oleh tim petugas pada saat melakukan pemeriksaan.
“Sampai saat ini masih aman. Meskipun ada beberapa hewan ternak yang bergejala tapi kondisinya sudah membaik,” ujarnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, gejala ringan ternak yang terkena penyakit mulut dan kaki biasanya dalam waktu 3-7 hari setelah terjangkit ternak terlihat loyo, nafsu makan berkurang dan suhu badan naik.
Kemudian, fase 10 hari setelah terjangkit ternak akan mengalami gejala timbul luka lecet melepuh di sela-sela kaki dan mulut. Nafsu makan semakin buruk hingga masuk gejala berat seperti ternak bertambah kurus.
“Kalau ada ditemukan indikasi terjangkit PMK warga bisa melapor ke petugas lapangan agar segera ditangani. Vaksin khusus PMK juga sudah tersedia guna mencegah wabah,” ujarnya. (Muhlisin/R6/HR-Online)