Pentas musik yang digelar di Lapangan Parungsari Kota Banjar, beberapa waktu lalu. Foto: Dokumentasi HR
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-
Dunia musik di Kota Banjar memang sedikit terhambat perkembangannya jika dibandingkan dengan beberapa kota lain, seperti Tasikmalaya, Bandung, dan Garut. Hal ini dikarenakan sulitnya mendapat izin untuk menggelar kegiatan pentas musik dari pihak kepolisian, sehingga para musisi tidak dapat berkreasi menyalurkan kemampuannya.
Selain itu, Pemerintah Kota Banjar juga terkesan tidak memberi kontribusi yang baik terhadap aktifitas bermusik kaum muda Banjar. Ini berbanding terbalik jika ada event-event musik besar yang digelar Event Organizer (EO) dari kota Besar, dimana mereka dengan mudah mendapatkan izin pentas pagelaran musik.
Seperti dikatakan Ogi, musisi sekaligus ketua salah satu EO yang ada di Kota Banjar. Dirinya mengaku bahwa di Banjar memang sangat sulit untuk mendapatkan izin pagelaran pentas musik. Menurut dia, jika hal tersebut terus dipersulit, maka kreatifitas anak muda, khususnya dalam bidang musik, tidak akan tersalurkan.
“Banyak band-band lokal Banjar yang tidak berkembang karena kurangnya ruang untuk berekspresi lewat musik,” ujar Ogi, kepada HR, Sabtu (14/11/2015).
Pendapat serupa dikatakan Edi Susanto, pentolan grup band lokal Banjar beraliran rock, yiatu Apache Band. Menurut dia, kalangan tua di Banjar masih berpikiran konservatif dan seolah-olah tidak menganggap positif terhadap musik, khususnya anak muda yang tergabung dalam suatu grup band.
Bermusik bagi kalangan tua dianggap sebagai biang keributan, apalagi terhadap para pemusik beraliran metal yang terkesan keras, urakan, dan brutal. “Musik merupakan bentuk kreatifitas untuk menyalurkan potensi anak muda, hal itu supaya mereka tidak salah arah dalam pergaulannya,” ucap Edi.
Hal senada dikatakan Nandang, salah seorang pemuda Kota Banjar. Dia menilai, kemajuan Kota Banjar telah membuat pesat pembangunan dan perusahaan-perusahaan yang ada di Banjar. Namun, sangat disayangkan banyaknya prestasi yang diraih Pemkot Banjar, berbanding terbalik dengan sarana hiburan musik, baik musik modern maupun tradisional.
“Susahnya perizinan pentas musik atau pentas seni lainnya di Kota Banjar, membuat kami selaku kaum muda yang senang bermusik merasa terhalangi, sehingga kami tidak dapat mengekspresikan hasil karya seni melalui musik,” ujarnya.
Nandang berharap kepada pihak kepolisian supaya mempermudah dalam perizinan, khususnya izin pentas musik, baik musik modern maupun tradisional. Dengan begitu, maka para musisi dapat mengekspresikan kreatifitasnya di atas panggung. (Hermanto/Koran-HR)