harapanrakyat.com,- Bajak sawah pakai kerbau di Desa Darmaraja, Kecamatan Lumbung, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat masih menjadi pilihan sebagian petani. Apalagi di wilayah tersebut sebagian di antaranya merupakan daerah perbukitan.
Seperti halnya di Dusun Gunung Sawung, petani sekitar memanfaatkan jasa tenaga hewan tersebut untuk membajak sawah.
Baca juga: Sukacita Petani Lumbung Panen Padi saat Kemarau, Bukti Program Bupati Ciamis Berhasil
Didi, salah satu petani mengatakan, membajak sawah dengan menggunakan tenaga kerbau bukan tanpa alasan. Selain areal persawahan jauh dari jalan, juga posisi hamparan persawahan berbukit. Sehingga lebih praktis dan efisien menggunakan kerbau sebagai alat bajak sawah di lokasi sawahnya.
Tradisi Bajak Sawah Pakai Kerbau Masih Lestari
Didi menyebutkan, membajak sawah dengan menggunakan tenaga kerbau juga merupakan kearifan lokal dan tradisi turun temurun dalam pertanian di Indonesia.
“Apalagi membajak sawah dengan kerbau lebih baik karena hasilnya lebih dalam, meski proses pengerjaannya kalah dengan menggunakan traktor yan terbilang lebih cepat,” katanya, Senin (9/12/24).
Didi tidak menampik bahwa membajak sawah dengan peralatan modern memang lebih cepat. Namun itu hanya berlaku untuk areal persawahan yang dekat dengan jalan dan tidak berbukit.
Didi menambahkan, meski membajak sawah dengan menggunakan tenaga kerbau kalah cepat dengan mesin traktor, dengan menggunakan tenaga kerbau setidaknya dapat mempertahankan kearifan lokal.
Ia pun berharap kearifan lokal yang sudah menjadi tradisi ini tidak sampai hilang karena perkembangan zaman.
“Di Blok Jangin ini memang hampir semuanya menggunakan kerbau. Soalnya di sini belum ada akses jalan untuk mesin traktor. Kalau ada jalan usaha tani yang mendukung, tidak menutup kemungkinan petani beralih ke mesin,” ujarnya.
Sementara itu, Uen, pemilik kerbau mengatakan, di wilayah Lumbung yang memiliki kerbau hanya 3 orang yang mana masing-masing memiliki 1 ekor, sedangkan ia sendiri punya 2 ekor.
Dalam sehari, kata Uen, ia mampu membajak sawah sekitar 150 bata dan sudah siap tanam.
Sedangkan biayanya, per harinya bisa mencapai harga Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu, tergantung siapa yang mempekerjakannya.
“Yang bajak sawah pakai kerbau itu di lokasi tertentu saja, terutama yang berada di wilayah perbukitan. Jadi, ketika traktor tidak bisa masuk, kerbau yang jadi pilihan untuk membajak sawah,” terangnya. (Eji/R6/HR-Online)