Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),- Profesor Asep Warlan Yusuf, Dosen Fakultas Hukum Universitas Parahyangan Bandung, sekaligus moderator pada kegiatan Debat Publik Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Pangandaran, memberikan komentar penting terkait hasil debat yang digelar di Islamic Centre Pangandaran, Selasa (03/11/2015).
Prof. Asep menilai, substansi debat harunya tidak muluk-muluk, tapi membahas sesuatu yang lebih penting, yang bisa dicerna dengan mudah oleh masyarakat, seperti beasiswa, subsidi perumahan atau hal-hal lain yang lebih mengena di masyarakat. [Baca juga: Soal Sodetan dan Banjir Jadi Perdebatan 2 Paslon Bupati Pangandaran]
“Faktor kemenangan di Pilkada yaitu pertama figur, program, anggaran, pendekatan, cara teknis dari penyampaian visi misi,” katanya.
Menurut Asep, pada kegiatan debat kali ini, Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati tidak menyinggung masalah pedesaan. Peranan desa dalam pengembangan potensi kepariwisatan belum tergambar dengan baik.
Padahal, masalah peranan desa sangat bagus untuk diulas. Salah satunya mengenai orientasi desa dalam pariwisata. Di sisi lain, Pangandaran akan berhadapan dengan dunia internasional. Tentunya hal ini akan membuat sock culture yang besar bagi masyarakat pedesaan.
“Pergaulan dan cara pandang mereka akan berubah. Kalau pemimpinnya kurang bijaksana, nanti akan ada korban dalam jumlah besar. Nah disini Kepala Daerah berperan dalam mensinergikan antara dunia internasional dengan kehidupan pedesaan. Selanjutnya, bagaimana komitmen pemerintah terhadap desa sebagai basis pembangunan,” kata Prof. Asep.
Lebih lanjut Prof. Asep menuturkan, sebagai basi pembangunan, desa memiliki anggaran pendampingan, pelatihan ketahanan dan lain sebagainya. Jargon-jargon seperti itu yang sebenarnya mudah difahami oleh masyarakat. Masyarakat akan lebih mudah mengingatnya karena cakupannya yang cukup kecil.
“Mudah-mudahan, tim sukses mencatat apa yang mereka katakan dalam debat tadi, sehingga masyarakat gampang menagihnya. Kalau tidak bisa dipenuhi ya mereka akan disebut sebagai penghianat,” tandas Prof. Asep. (Mad/Koran-HR)