Kebakaran hutan di areal hutan jati milik Perhutani, di Gunung Sangkur atau tepatnya berada di dua dusun, yakni Dusun Margaluyu dan Dusun Sukamaju, Desa Mulyasari, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, beberapa waktu lalu. Foto: DokumentasiHR
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-
Area hutan jati milik Perhutani di Gunung Sangkur atau tepatnya berada di dua dusun, yakni Dusun Margaluyu dan Dusun Sukamaju, Desa Mulyasari, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, kembali terbakar, sekitar pukul 18.00 WIB, Minggu (25/10/2015) sore.
Informasi yang dihimpun HR Online, akibat peristiwa kebakaran hutan ini membuat warga sekitar panik. Karena lokasi kebakaran dekat dengan permukiman penduduk. “Warga sekitar sini panik, maka berinisiatif langsung menelepon unit Damkar Kota Banjar,” ujar warga sekitar Gunung Sangkur, Yadi Ismayadi, kepada HR Online, tadi malam.
Sebelum mobil Damkar datang, tambah Yadi, warga mencoba memadamkan kobaran api dengan perlengkapan seadanya. “Dan alhamdulliah api bisa dipadamkan sekitar pukul 19.15 WIB. Sementara saat mobil damkar datang ke lokasi, api sudah padam. Tentu kami sangat menyayangkan keterlambatan tersebut,” sesalnya.
Mengenai penyebab kebakaran, kata Yadi, belum diketahui. “Penyebab kebakaran masih belum jelas,” ucap dia.
Kepala UPTD Damkar Kota Banjar Dedi Rohaedi, mengatakan, pihaknya terlambat datang ke lokasi karena menunggu koordinasi dari pihak Perhutani.
“Kami menelepon humas Perhutani tak diangkat. Ini jelas menjadi kekecewaan kami. Padahal, kami hanya mau meminta kejelasan atas koordinasi yang memang diperlukan,” tukasnya.
Menurutnya, dalam suatu kesempatan humas Perhutani pernah menyebutkan bahwa kebakaran hutan penanganannya tak harus disiram air, tapi cukup dipukul-pukul pada titik kebakaran.
“Pernyataan dari Perhutani itu kurang nyaman dan tidak pantas disebutkan kepada kami. Namun, walau begitu, kita tetap menuju ke lokasi setelah mendapat laporan warga,” ujarnya.
Sementara itu, Humas Perhutani, belum berhasil dikonfirmasi. HR Online mencoba menelpon dan SMS pihak Humas Perhutani, namun sayang tidak angkat dan dibalas. (Nanks/R2/HR-Online)