Salah satu peserta Festival Seni Tradisional Pangandaran, tampak tengah menampilkan seni tradisional yang ada di Pangandaran. Photo: Asep Kartiwa/HR.
Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),-
Festival Seni Tradisional yang diselenggarakan Dinas Pandidikan, Kabudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disdikbudpora) Kabupaten Pangandaran, di objek wisata Batu Hiu, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, Sabtu (24/10/2015), mendapat apresiasi dari para tim juri/penilai dalam acara tersebut.
Kepala Seksi Tradisi Bidang Kesenian dan Perfileman Provinsi Jawa Barat, yang juga salah satu juri, Wahyu Rohe, berharap, Festival Seni Tradisional ini menjadi agenda tahunan atau agenda andalan Kabupaten Pangandaran. Sebab menurutnya, dalam penampilan seni di kegiatan tersebut ada misi besar untuk Pangandaran.
“Dari pihak provinsi sangat mendukung kegiatan seperti ini. Kedepan kita akan adakan kerjasama dengan Disdikbudpora,” ujarnya, kepada HR Online.
Wahyu juga memberikan masukan buat para seniman, khususnya yang ada di Pangandaran, bahwa dalam penilaian keanekaragaman perlu diperhatikan. Selain itu, juara seharusnya dipilih lima katagori terbaik, dan kemasan pertunjukan harus ada daya kejut untuk penonoton agar tidak monoton.
“Balancing audio atau sound sistem juga harus seimbang antara pengiring dengan vokal. Kemudian, kolaborasi musik harus berkaitan satu sama lain, artinya instrumen musik yang satu harus berpengaruh terhadap yang lain. Jika salah satu instrumen musik tidak dimainkan, akan ada kejanggalan. Itulah yang dimaksud kolaborasi,” tandasnya.
Menurut Wahyu, ada tiga katagori penilaian dalam festival ini, diantaranya meliputi orisinalitas seni yang menunjukan khas daerah seni tersebut berasal, lalu kraetifitas harus lebih diperhatikan lagi, penampilan di panggung pagelaran, kostum, tata panggung, serta musik.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Festival Seni Tradisional, Iing Rohidin, mengatakan, Pak Wahyu Rohe sengaja diundang ke Kabupaten Pangandaran sebagai tim juri, sekaligus untuk memberikan masukan-masukan yang berharga guna kemajuan seni budaya Kabupaten Pangandaran. “Dua juri lainnya kami melibatkan pakar seni dan budaya Kabupaten Pangandaran, yaitu Apip Winaya dan Memet Mochamad Ganjar,” kata Iing. (Askar/R3/HR-Online)