Ketua Pengurus dan Pengelola Cikahuripan, Dusun Priagung, Sobar, tengah memeriksa torn penampungan air. Photo: Abdulloh Mukhlis/HR
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-
Meski musim kemarau, warga Dusun Priagung, Desa Binangun, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, tidak lagi mengalami kesulitan air bersih untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Pasalnya, pengelolaan Cikahuripan di RT.3, RW.1, yang dimulai sejak tahun 2009, kini semakin berkembang. Bahkan, air bersih dari Cikahuripan yang semula hanya bisa dimanfaatkan oleh warga di satu RT saja, sekarang sudah meluas hingga mencakup tiga RW, yaitu RW.1, 2 dan RW.3.
Ketua Pengurus dan Pengelola Cikahuripan, Sobar, S.Pd., ketika ditemui Koran HR di rumahnya, Selasa (06/10/2015) lalu, mengatakan, pengelolaan Cikahuripan awalnya berangkat dari nol. Namun, dengan semangat disertai tekad kuat dari jajaran pengurus dan pengelola yang menginginkan Cikahuripan berkembang dan bermanfaat bagi masyarakat, maka uang yang dikumpulkan sedikit demi sedikit akhirnya berhasil mewujudkan cita-cita tersebut.
“Awalnya dulu warga di sini kalau musim kemarau selalu kesulitan air bersih. Waktu itu ada bantuan dari PNPM, dan tidak lama berselang kami mendapat bantuan lagi dari Badan Geologi dalam bentuk sumur bor artesis,” tuturnya.
Kemudian, lanjut Sobar, di tahun 2010 pihaknya mendapat lagi bantuan sarana prasarana air sehat dari Kementerian ESDM, dan tahun 2012 dapat bantuan dari Pemerintah Kota Banjar melalui Dinas Cipta Karya dalam bentuk sarana penunjang, diantaranya listrik dengan kapasitas 6.000 wat dan reservoer dengan kapastitas 18.000 liter dan torn untuk penampung air.
Dengan bantuan tersebut, maka setiap musim kemarau masyarakat di RW.1, 2 dan 3, Dusun Priagung, tidak perlu lagi berjalan kaki mencari sumber air yang jaraknya cukup jauh. Adanya pengelolaan Cikahuripan sangat dirasakan manfaatnya oleh warga.
“Semakin hari banyak warga yang ingin memasang instalasi air bersih Cikahuripan. Mereka pun rela membayar iuran untuk biaya pemeliharaan sebesar tiga ribu rupiah per kubiknya, ditambah uang beban menjadi empat ribu rupiah,” ujarnya.
Sobar menambahkan, dengan keberhasilannya mengelola Cikahuripan yang terdiri dari jenis air kubikasi dan pengelolaan air galon isi ulang, sehingga dari hasil penjualan itu dikelola dengan baik oleh pihak pengurus.
Kini, pihak pengelola pun sudah punya satu unit kendaraan cator dan motor untuk pendistribusian pesanan air isi ulang galon ke konsumen. “Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kota Banjar dan instansi terkait lainnya, atas adanya bantuan tersebut,” pungkas Sobar. (AM/Koran-HR)