harapanrakyat.com – Ragaplasma Research dan Jaringan Pegiat Literasi merilis hasil survei elektabilitas pasangan calon kepala daerah dalam Pilkada 2024 di Jawa Barat. Beberapa daerah itu di antaranya Kota Bogor, Depok, Sukabumi, Kabupaten Cirebon, Purwakarta, dan Bandung Barat.
Direktur Ragaplasma Research, Romdin Azhar mengatakan, berdasarkan hasil surveinya, masyarakat Jawa Barat memiliki kecenderungan tertentu. Masyarakat lebih cenderung menentukan pilihannya berdasarkan popularitas daripada elektabilitas figur di enam daerah tersebut.
“Pada Pilkada 2024 kali ini, terutama di Jawa Barat, swing voters (perubahan pilihan) jarang. Mereka lebih cenderung melihat dari popularitas,” kata Romdin, Jumat (1/11/2024).
Hal itu pun terbukti dalam hasil survei mengenai tingkat elektabilitas paslon dalam Pilkada 2024 ini. Seperti di Kota Bogor, paslon Dedie Rachim-Jaenal Mutaqin berhasil mengungguli empat lainnya dengan tingkat elektabilitas 33,75 persen. Kemudian, di peringkat kedua ada paslon Atang Trisnanto-Annida Allivia (26,75 persen), Rena Da Frina-Teddy Risandi (11,25 persen), Sendi Fardiansyah-Melli Darsa (11 persen), dan Raendi Rayendra-Eka Maulana (8 persen).
“Tapi popularitas mereka (Dedie Rachim-Jaenal Mutaqin) tinggi karena memang sudah menjadi figur di masyarakat dan banyak yang tahu,” ujarnya.
Sedangkan di Kota Depok, berdasarkan hasil surveinya d Pilkada 2024 ini, paslon Imam Budi Hartono-Ririn Farabi meraih tingkat elektabilitas 49,50 persen. Pasangan Supian Suri-Chandra Rahmansyah mendapat tingkat elektabilitas 37.65 persen.
“Imam Budi merupakan petahana sekaligus Ketua DPD PKS Kota Depok, jadi popularitasnya cukup tinggi yaitu, 89,78 persen,” ujarnya.
Selanjutnya, kata Romdin, untuk Kota Sukabumi, pasangan Achmad Fahmi-Dida Sembada berhasil unggul dengan tingkat elektabilitas 59,65 persen. Di posisi kedua, ada Mohamad Muraz-Andri Setiawan Hamami (18,30 persen), dan Ayep Zaki-Bobby Maulana (9,52 persen).
Baca Juga : Debat Publik Cabup Cawabup Bandung, Para Kandidat Miliki Kekurangan dan Kelebihan
Hasil Survei Pilkada 2024 di Kabupaten Cirebon, Purwakarta, dan Bandung Barat
Ia menambahkan, Pilkada serentak 2024 di Kabupaten Cirebon, Imron Rosyadi-Agus Kurniawan memperoleh tingkat elektabilitas paling tinggi dengan 38,75 persen. Kemudaian paslon Rahmat Hidayat-Imam Saputra dengan elektabilitas 28,15 persen. Sedangkan di urutan ketiga ada paslon Wahyu Tjiptaningsih-Solichin (15,90 persen) dan terakhir paslon Mohamad Luthfi-Dia Ramayana (11,4 persen).
Hasil survei Pilkada 2024 di Purwakarta, Anne Ratna Mustika-Budi Hermawan yang merupakan petahana berhasil unggul dengan tingkat elektabilitas 34,78 persen. Kemudian pasangan Saepul Bahri Binzen-Abang Ijo Hapidin (28,90 persen). Sedangkan, persentase elektabilitas dua paslon lainnya cukup jauh. Yaitu pasangan Yadi Rusmayadi-Pipin Sopian (12,10 persen) dan Zainal Arifin-Sona Maulida Roemardie (10,44 persen).
Untuk Pilkada 2024 di Bandung Barat, titel petahana juga masih berpengaruh terhadap tingkat elektabilitas. Pasangan Hengki Kurniawan-Ade Sudrajat meraih tingkat elektabilitas 30,45 persen. Kemudian Ritchie Ismail (Jeje Govinda)-Asep Ismail (23,8 persen). Sementara, tingkat elektabilitas tiga paslon lainnya masih di bawah 20 persen. Yaitu Didik Agus Triwiyono-Gilang Dirgahari (15,90 persen), Edi Rusyandi-Unjang Asari (10,78 persen), dan Sundaya-Aa Maulana (7,86 persen).
Peneliti dari JPI, Muhammad Fadlan Ansori mengungkapkan alasan keterkenalan tinggi cenderung memiliki kans kemenangan yang besar.
“Saat survei, masyarakat melihat popularitas pasangan calon,” kata Ansori dalam bedah hasil survei Pilkada 2024 itu. (Reza/R13/HR Online/Editor-Ecep)