harapanrakyat.com – Jalan Ciputri yang menjadi akses penghubung desa di Kecamatan Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat, untuk sementara tidak bisa dilalui pengendara. Hal itu lantaran Tembok penahan tanah (TPT) di jalan itu, tepatnya di Desa Wangunharja, ambruk akibat longsor. Petugas masih melakukan perbaikan terhadap TPT tersebut agar jalan menuju Desa Cikidang, Langensari, dan Wangunharja dapat berfungsi kembali.
Baca Juga : BTP Bandung Targetkan Flyover Ciroyom Bisa Beroperasi Akhir Bulan Ini!
TPT yang jebol tersebut tergerus longsor lantaran hujan yang turun. Untuk mengurangi dampak dari kendaraan yang melintas tersebut, sementara jalan desa itu tertutup bagi kendaraan. Hal tersebut untuk mereduksi getaran yang timbul dan membuat kondisi tanah terus menerus ambrol.
“Sebelumnya, jalan tertutup khusus untuk kendaraan roda empat. Tetapi, kendaraan roda dua yang melintas pun ternyata tetap membuat tanah labil dan terus ambrol. Karena itu, kini akses jalan tertutup untuk semua kendaraan,” ujar anggota Tim Pelaksana Pembangunan Desa (TPPD) Wangunharja, Soleh Abdullah, Jumat (25/10/2024).
“Kami mengharapkan perbaikan ini dapat segera selesai agar mobilitas masyarakat lancar kembali. Kami mohon kerjasama dari seluruh pihak agar tidak memaksakan diri untuk melintas di jalan penghubung desa ini,” katanya menambahkan.
Soleh menuturkan, jalan tersebut merupakan akses yang cukup strategis yang menghubungkan tiga desa.
Baca Juga : Atasi Kemacetan Lalu Lintas Bandung Raya, Dadang Naser Usulkan Ide Ini!
“Ini jalan utama yang strategis penghubung tiga desa. Pengendara sering mengabaikan penutupan jalan. Mereka menganggap penutupan hanya untuk kendaraan roda empat sehingga motor sering memaksa melintas,” tuturnya.
Penyebab mudahnya jalan jebol, akibat aliran air hujan di lereng-lereng bukit itu menyebabkan erosi tanah. Pada akhirnya akan melemahkan struktur tanah yang ada di bawah jalan.
“Selain itu, faktor lainnya yaitu akibat lalu lintas kendaraan yang berat, seperti truk atau kendaraan lainnya. Apalagi struktur jalan penghubung desa ini tidak disiapkan untuk menahan beban sebesar itu,” katanya. (Juhaeri/R13/HR Online/Editor-Ecep)