harapanrakyat.com,- Angka kemiskinan ekstrem di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat mencapai 22 ribu warga. Hal ini pun menjadi perhatian anggota DPR RI bersama Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Salah satu upaya untuk menanggulangi kemiskinan ekstrem di Kabupaten Tasikmalaya dengan mengadakan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Desa Cemara.
Kegiatan dilaksanakan di Tempat Wisata Desa Taraju, Kecamatan Taraju, Kabupaten Tasikmalaya, Sabtu (12/10/2024). Hadir Anggota DPR RI Ferdiansyah dan Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Bappenas Maliki.
Anggota DPR RI Ferdiansyah mengatakan setelah mendapatkan data indikator dari program sosial ekonomi, pihaknya melakukan resume tentang arti kemiskinan.
“Tetapi yang perlu kita cermati adalah, kemiskinan ekstrem. Memang arti ekstrem ini benar-benar miskin sebenarnya. 22 ribu warga Kabupaten Tasikmalaya miskin ekstrem. Itulah yang menjadi fokus kita,” katanya.
Baca Juga: Pemkab Klaim Angka Kemiskinan di Kabupaten Bandung Menurun
Ferdiansyah menyebut ada program yang dahulu akan kembali dilanjutkan. Pihaknya telah berdiskusi dengan Bappenas, program itu bernama Back Stopping. Artinya, warga yang sudah berstatus miskin jangan sampai kembali menjadi miskin esktrem.
“Ke depan program ini harus kita dukung terus. Tujuannya untuk menurunkan daripada kemiskinan ekstrem di Kabupaten Tasikmalaya. Di antaranya melalui Desa Cemara,” ujarnya.
Mengatasi kemiskinan ekstrem ini perlu kolaborasi dengan berbagai lembaga pemerintahan lainnya. Ferdiansyah pun meminta bantuan dari Pemda Kabupaten Tasikmalaya untuk terus memperbarui data kemiskinan.
“Kemudian pendataan rata-rata bekerja pada sektor informal. Sektor ini terjadi dinamika dalam konteks perubahan,” tuturnya.
Kolaborasi DPR RI dan Bappenas Turunkan Angka Kemiskinan Ekstrem di Tasikmalaya
Ferdiansyah berharap kolaborasi ini dapat mengukur dan memvalidasi. Tujuannya ketika mentransformasikan program cerdas ini, kementrian teknis bisa langsung melangkah, tanpa perlu lagi treatment dan lainnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Bappenas berharap wisata di Taraju maju. Hal ini dapat memberikan kesempatan kerja kepada warga setempat, yang akhirnya dapat menurunkan angka kemiskinan ekstrem.
“Ini juga yang harus kita persiapkan yaitu infrastrukturnya, kemudian sumber daya manusianya. Mereka yang bisa memproduksi produk yang memang di butuhkan. Mengelola pelayanan dan servicenya, jadi wisatawan itu mempunyai experience yang menyenangkan saat berwisata ke Taraju,” pungkasnya. (Apip/R9/HR-Online/Editor-Dadang)