Minggu, Februari 23, 2025
BerandaBerita TerbaruSejarah Pangeran Antasari, Pemimpin Perang Banjar

Sejarah Pangeran Antasari, Pemimpin Perang Banjar

Perang Banjar menjadi salah satu bentuk perlawanan Nusantara terhadap penjajahan kolonial Belanda. Perang yang berlangsung hampir setengah abad tersebut, tak lepas dari sejarah Pangeran Antasari yang gigih berani memberikan perlawanan.

Baca Juga: Sejarah Nyi Ageng Serang Pahlawan Ahli Siasat Perang

Pangeran Antasari merupakan sosok pemimpin yang rela berkorban demi kemerdekaan Indonesia. Keteguhannya dalam mempertahankan martabat bangsa, menjadi teladan bagi generasi penerus bangsa Indonesia.

Sejarah Pangeran Antasari Tokoh Penting Dalam Perang Banjar

Pangeran Antasari menggunakan strategi perang gerilya untuk menumpas penjajahan Belanda. Semangat perlawanan rakyat Banjar dan Dayak terlihat dari kebersamaannya dalam membangun benteng-benteng pertahanan yang berlokasi di berbagai hutan.

Profil Singkat

Pangeran Antasari lahir di Kayu Tangi, Kesultanan Banjar. Ia merupakan Sultan Banjar yang menyandang sebagai pimpinan tertinggi di Kesultanan Banjar pada tanggal 14 Maret 1862.

Sejarah Pangeran Antasari mendapatkan gelar Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin. Penobatan ini berlangsung di hadapan para kepala suku Dayak serta adipati atau gubernur yang memimpin wilayah Dusun Atas, Kapuas, dan Kahayan.

Semasa mudanya, Pangeran Antasari terkenal dengan nama Gusti Inu Kartapati. Ibunya bernama Gusti Hadijah, sementara ayahnya bernama Pangeran Masohut (Mas’ud). 

Pangeran Antasari tidak hanya memimpin Suku Banjar. Namun, ia juga menjadi pemimpin Suku Ngaju, Maanyan, Siang, Sihong, Kutai, Pasir, Murung, Bakumpai, dan sejumlah suku lainnya yang tinggal di wilayah pedalaman sepanjang Sungai Barito

Sejarah Perang Banjar (1859–1906)

Perang Banjar merupakan perang terlama di Nusantara yang berlangsung hampir setengah abad di Kerajaan Banjar. Perang ini terkenal dengan sebutan Perang Banjar-Barito atau Perang Kalimantan Selatan.

Dalam catatan sejarah, Perang Banjar berlangsung pada tanggal 25 April 1859. Pangeran Antasari bersama 300 prajuritnya melancarkan serangan terhadap tambang batu bara milik Belanda yang terletak di Pengaron.

Setelah itu, sejarah Pangeran Antasari terus memimpin rangkaian pertempuran di berbagai wilayah Kerajaan Banjar. Pertempuran tersebut berlangsung sengit di medan perang.

Melalui dukungan para panglima dan pengikut setianya, Pangeran Antasari menyerang pos-pos Belanda. Berbagai pos yang diserang meliputi, Martapura, Hulu Sungai, Riam Kanan, Tanah Laut, Tabalong, sepanjang sungai Barito hingga Puruk Cahu.

Pasukan kolonial Belanda menggunakan bala bantuan dari Batavia yang mendukung persenjataan modern. Oleh karena itu, pasukan Belanda berhasil mendesak pasukan Pangeran Antasari.

Baca Juga: Sejarah Ratu Shima Jepara, Penguasa Kerajaan Kalingga

Karena kondisi tersebut, Pangeran Antasari kemudian memindahkan pusat benteng pertahanannya di Muara Teweh. Sejarah benteng pertahanan Pangeran Antasari meliputi, benteng Gunung Sulit, Guyu, Bayan Begok, Liang Umbung, Pangin, Takko, Bamunan, dan Terumbang.

Berulang kali pihak Belanda membujuk Pangeran Antasari untuk menyerah. Kendati demikian, ia tetap teguh pada pendiriannya. Penolakan ini tergambar dalam suratnya untuk Letnan Kolonel Gustave Verspijck tanggal 20 Juli 1861 di Banjarmasin.

Selama peperangan, Belanda pernah menawarkan hadiah sebesar 10.000 gulden kepada siapapun yang berhasil menangkap atau membunuh Pangeran Antasari. Kendati demikian, tidak ada yang bersedia menerima tawaran tersebut.

Sejarah Pangeran Antasari mendapatkan gelar Pahlawan Nasional oleh pemerintah Republik Indonesia. Hal tersebut tercantum dalam Surat Keputusan Presiden No. 06/TK/1968 di Jakarta pada tanggal 27 Maret 1968.

Nama Pangeran Antasari, kemudian diabadikan dalam Korem 101/Antasari. Untuk menghormati Pangeran Antasari, pemerintah mencetak uang kertas dengan nominal Rp 2.000,00. Dalam uang tersebut terdapat nama dan gambar sosok Pangeran Antasari.

Meninggalnya Pangeran Antasari

Setelah memimpin perjuangan selama bertahun-tahun, Pangeran Antasari akhirnya gugur di tengah pasukannya. Ia meninggal di Tanah Kampung Bayan Begok, Sampirang tanggal 11 Oktober 1862.

Menjelang akhir hayatnya, Pangeran Antasari menderita penyakit paru-paru. Ia juga menderita cacar usai bertempur di kaki Bukit Bagantung, Tundakan. Setelah itu, perjuangan Pangeran Antasari diteruskan oleh putranya, Muhammad Seman.

Setelah terkubur sekitar 91 tahun, jenazah Pangeran Antasari dipindahkan dari hulu Sungai Barito. Pengangkatan kerangkanya tersebut, atas permintaan masyarakat Banjar dan persetujuan pihak keluarga yang terlaksana pada tanggal 11 November 1958.

Bagian yang masih utuh terdiri dari tengkorak, tempurung lutut, serta beberapa helai rambut. Kerangka tersebut kemudian dikuburkan kembali di Taman Makam Perang Banjar, Kelurahan Surgi Mufti, Banjarmasin.

Baca Juga: Sejarah Sultan Hasanuddin Ayam Jantan dari Timur

Sejarah Pangeran Antasari merupakan sosok pemimpin yang berani melawan penjajahan Belanda. Ia menjadi salah satu tokoh penting dalam Perang Banjar yang terjadi tahun 1859-1906. (R10/HR-Online)

Samsung Galaxy Book4 Edge, Laptop AI Canggih dengan Snapdragon X Elite

Samsung Galaxy Book4 Edge, Laptop AI Canggih dengan Snapdragon X Elite

Samsung resmi mengumumkan model terbaru dalam keluarga Galaxy Book4 series, yaitu Samsung Galaxy Book4 Edge, pada 21 Mei 2024 silam. Laptop ini hadir dalam...
Paket Usaha Pampers, Bisa Mendapatkan Keuntungan Maksimal

Paket Usaha Pampers, Bisa Mendapatkan Keuntungan Maksimal

Paket usaha pampers memang jarang terbesit di pikiran. Jenis usaha ini tidak terlalu kekinian seperti yang lainnya. Namun, peluang usaha ini cukup besar. Usaha...
Citra Pitriyami bicara efisiensi anggaran Kabupaten Pangandaran

Stay di Jogja, Sekda Sebut Bupati Pangandaran Tunggu Instruksi Partai Soal Retreat

harapanrakyat.com,- Pasca adanya instruksi Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri kepada kepala daerah yang baru pelantikan untuk menunda kepergian acara retreat di Magelang,...
Wabup Sumedang

Tinjau Kerusakan Jalan Haur Papak, Wabup Sumedang Sebut Tengah Cari Solusi

harapanrakyat.com,- Wabup Sumedang menyebut jalan di Haur Papak yang mengalami kerusakan sebelumnya pernah mendapatkan perbaikan. Bahkan anggarannya mencapai Rp 2 miliar.  Meski pernah mendapatkan perbaikan...
Penyebab dan Cara Atasi iPhone Tidak Ada App Store

Penyebab dan Cara Atasi iPhone Tidak Ada App Store

iPhone tidak ada App Store menyulitkan pengguna untuk mendownload aplikasi ataupun game tertentu. Oleh karena itu, saat menghadapi masalah ini, pastikan segera mencari tahu...
Domba karung padi maling

Enam Domba hingga Enam Karung Padi Milik Warga Panumbangan Ciamis Digondol Maling

harapanrakyat.com,- Enam ekor domba dan juga enam karung padi milik Anwar, peternak asal Dusun Cilimus, Desa Jayagiri, Kecamatan Panumbangan, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, digondol...