Ciamis, (harapanrakyat.com),- Suasana duka menyelimuti keluarga besar Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Quran Cijantung Ciamis. Sesepuh sekaligus anak pendiri Ponpes tertua di Ciamis itu, yakni KH. Holil Rohman tutup usia saat dirawat di RSUD Ciamis sekitar pukul 10.15 WIB, Selasa (27/12).
KH Holil merupakan generasi kedua sesepuh Pondok Pesantren Cijantung Ciamis atau anak dari KH Muhammad Sirodj sebagai pendiri Pondok Pesantren Al-Quran Cijantung Ciamis.
KH Holil wafat setelah berjuang melawan cobaan sakit ginjal dan struk, selama tiga bulan terakhir. Sebelum menghembuskan nafas terakhir di RSUD Ciamis, KH Holil sempat menjalani perawatan di RS Santosa Bandung dan RS Herbal Purwakarta.
Almarhum wafat meninggalkan sekitar 700 orang santri dari berbagai daerah, seorang istri Hj Dewi Ratna Wulan dengan empat anak, yakni Ike, 29; Syarif Mardiyah, 27; Irma Kholilah, 25; dan Sifa Sakiyah, 22. Jenazah almarhum dikebumikan di Kawasan Pondok Pesantren Cijantung di Jalan Ciamis-Banjar Km03, Dewasari, Cijeungjing, Ciamis.
Suasana pemakaman diiringi isak tangis ratusan santri dan warga setempat. Tampak menghadiri pemakaman Bupati Ciamis Engkon Komara, Wakil Bupati Ciamis Iing Syam Arifien, Wakil Walikota Tasikmalaya Dede Sudrajat, sejumlah Muspida dan pejabat Ciamis.
Mewakili Keluarga Almarhum KH Agus Abdul Kholik menyampaikan permohonan maaf atas nama almarhum dan keluarga. “Dengan wafatnya almarhum, semakin habis pengasuh pondok pesantren Cijantung. Kami hanya berharap, dengan wafatnya alamarhum bisa tumbuh lebih banyak para ulama lain yang sepadan atau lebih baik,” katanya, kepada HR, di rumah duka, Selasa (27/12).
Pengurus Forum Pondok Pesantren Kabupaten Ciamis (FPPKC) KH Fadlil Mansyur Munawar mengatakan, wafatnya ulama merupakan musibah besar bagi umat Islam, baik Ciamis maupun keluarga di Pesantren Cijantung.
“KH Hholil Rohman merupakan ulama besar di Ciamis. Sampai saat ini belum ada ulama lain yang bisa menyetarai keilmuanya, terutama dalam bidang Qori yang bisa membuat bergetar setiap mustami yang mendengarnya. Ciamis kehilangan Qori terbaik,”katanya.
Menurut Kang Acep–demikian dia akrapa disapa–, kepergian KH Holil harus menjadi dorongan agar tumbuh ulama lain sebagai penerus Pondok Pesantren Cijantung. “Saya yakin, Pondok Pesantren Cijantung bisa berkembang. Karena keilmuan yang diajarkan di pesantren ini sudah berjalan dan sudah ditularkan ke para santri yang menimba ilmu di Cijantung,” katanya.
Ketua Majelis Ulama Islam (MUI) Kabupaten Ciamis KH Ahmad Hidayat menyampaikan, atas nama ulama, pemerintah dan masyarakat merasa kehilangan wafatnya KH Holil. Kepergian KH Holil menambah deretan semakin banyaknya ulama besar di Ciamis yang dipanggil oleh Allah SWT.
“Kami semua, terutama MUI merasa kehilangan karena MUI merasa pincang tanpa beliau. Karya dan jasanya tidak ternilai untuk masyarakat dan pemerintah. Beliau juga satu satunya Juri Al-Quran tingkat nasional,” ujarnya. (Bgj)