Kalingga merupakan sebuah kerajaan Hindu yang pernah menjadi penguasa terbesar di tanah Jawa. Masa kejayaan tersebut, tidak lepas dari sejarah Ratu Shima Jepara yang berhasil membawa kerajaan ini menuju masa keemasan.
Baca Juga: Sejarah Kerajaan Samudera Pasai, Kerajaan Islam Pertama Nusantara
Ratu Shima terkenal sebagai sosok pemimpin yang sangat tegas. Ia menjadi Ratu setelah suaminya, Raja Kartikeyasingha wafat pada 674 Masehi. Berkat ketegasan Ratu Shima, Kerajaan Kalingga menjadi terkenal hingga ke berbagai penjuru dunia.
Sejarah Ratu Shima Jepara, Perempuan Tegas dari Kalingga
Nama Shima sering berkaitan dengan istilah simo yang memiliki arti singa. Kendati demikian, julukan ini tidak membuat sang Ratu menjadi sosok yang ditakuti, melainkan seorang pemimpin yang sangat dicintai oleh rakyatnya.
Legenda Ketegasan Ratu Shima
Ratu Shima merupakan seorang putri dari pemuka agama Hindu-Syiwa yang lahir pada 611 M di Sumatera. Ia kemudian pindah ke Jepara setelah menikah dengan Kartikeyasinga, pangeran Kalingga.
Sebagai informasi, pangeran Kartikeyasinga naik tahta dan menjadi raja pada tahun 648 M. Ia memerintah kerajaan Kalingga hingga wafat pada tahun 674 M.
Sejarah Ratu Shima Jepara kemudian meneruskan kepemimpinan suaminya. Pada masa pemerintahannya terdapat kisah legenda yang menceritakan tentang ketegasan sang Ratu Kalingga tersebut.
Suatu hari, Raja Ta-Shih memutuskan untuk menguji ketegasan Ratu Shima. Raja yang berasal dari wilayah Timur Tengah tersebut, memutuskan untuk melakukan perjalanan ke negeri Kalingga.
Diam-diam, Raja Ta-Shih menempatkan sekantung emas di persimpangan jalan dekat alun-alun Kerajaan. Ia melakukannya untuk melihat apakah ada rakyat Kalingga yang berani mengambil barang tersebut.`
Baca Juga: Sejarah Sultan Ageng Tirtayasa Pahlawan Asal Banten
Setelah beberapa bulan berlalu, kantung itu tetap tergeletak di tempat yang sama. Namun, sebuah kesalahpahaman terjadi kepada putra Ratu Shima. Pangeran Narayana tanpa sengaja menyentuh kantung menggunakan kakinya.
Ratu Shima terkenal tegas dan adil dalam memberi hukuman sebagai ia seorang ibu. Meskipun memiliki kasih sayang yang mendalam untuk Narayana, ia tetap menjatuhkan hukuman mati kepada putranya tersebut.
Pejabat istana dan anggota keluarga Kerajaan Kalingga pun memohon agar sang Ratu memberikan pengampunan kepada Pangeran Narayana. Mereka berharap agar Ratu Shima memberikan keringanan hukuman.
Kendati demikian, Ratu Shima tetap teguh pada prinsipnya untuk menegakkan keadilan. Namun akhirnya, ia membatalkan hukuman mati yang sebelumnya harus terlaksana.
Sebagai gantinya, Pangeran Narayana harus menerima hukuman berupa pemotongan kaki. Hukuman ini akibat dari perbuatannya yang telah menyentuh barang milik orang lain.
Wafatnya Ratu Shima
Sejarah Ratu Shima Jepara telah menorehkan berbagai prestasi pada masa pemerintahannya. Tercatat dalam sejarah, bahwa Kerajaan Kalingga berhasil mengambil alih peran bandar dagang paling ramai milik Kerajaan Tarumanegara.
Kemudian, Ratu Shima juga berhasil menjalin hubungan baik dengan Kekaisaran Cina sejak abad ke-5 M. Ia juga sukses mengembangkan bidang pertanian dan kerajinan tangan rakyat Kalingga. Hal tersebut sebagai upaya dalam meningkatkan perekonomian Kerajaan Kalingga.
Sebagai catatan, Ratu Shima memimpin negeri Kalingga selama 21 tahun. Sayangnya, sang Ratu menghembuskan nafas terakhirnya pada tahun 695 M. Wilayah kerajaan kemudian terbagi menjadi dua bagian untuk kedua anaknya.
Pangeran Parwati yang menikahi Rahyang Mandiminyak dari Kerajaan Sunda-Galuh, mengambil alih wilayah Kalingga utara. Sementara itu, bagian selatan diberikan kepada Pangeran Narayana.
Setelah kepergian Ratu Shima, tanda-tanda keruntuhan Kerajaan Kalingga mulai nampak. Pada akhirnya, kerajaan tersebut benar-benar hancur tahun 752 M. Hal tersebut sebagai akibat dari serangan dari Kerajaan Sriwijaya.
Setelah runtuh, Kerajaan Kalingga menjadi bagian dari wilayah taklukan Sriwijaya. Penaklukan ini menandai berakhirnya kekuasaan Kalingga dan memperluas pengaruh Sriwijaya di Nusantara.
Keturunan Ratu Shima kemudian menjadi raja-raja besar di tanah Jawa, termasuk pemimpin Dinasti Mataram. Beberapa dari keturunannya masih ada hingga saat ini di Surakarta dan Yogyakarta.
Keturunan Ratu Shima terus melestarikan warisan budaya dan sejarah yang telah ditinggalkan oleh nenek moyang mereka. Sementara itu, Keling yang merupakan sebutan lain dari Kerajaan Kalingga, menjadi salah satu kecamatan di Kabupaten Jepara.
Baca Juga: Sejarah Alat Musik Tifa sebagai Melodi Warisan Budaya
Sejarah Ratu Shima Jepara terkenal sebagai sosok pemimpin wanita yang memiliki keteguhan luar biasa. Kepemimpinannya yang bijak dan berani, menjadikan Ratu Shima sebagai panutan dan simbol kekuatan perempuan di masa lalu.