harapanrakyat.com,- Kasus pengunduran diri Dicky Candra sebagai wakil bupati Garut yang dianggap sebagai “dosa politik” masa lalu sangat potensial merontokkan Viman Alfarizi sebagai calon Wali Kota Tasikmalaya yang akan didampinginya pada Pilkada Kota Tasik November 2024.
Demikian analisis yang disampaikan Direktur Riset Indonesian Presidential Studies (IPS) Arman Salam kepada pers di Kota Tasik, Kamis (18/9). Ia dimintai tanggapannya seputar duet Viman Alfarizi-Dicky Candra, masing-masing, sebagai calon walikota dan wakil walikota Tasik.
Menurut analisa Arman, pasangan Viman-Dicky ini mengandung plus minus dari segi elektabilitas. Sisi popularitas dan elektabilitas Dicky Candra sebagai calon wakil masih unggul dari Aminudin dan Muslim. Namun hal itu bukan tanpa ada kelemahan. Dicky punya ‘dosa politik’ masa lalu yang harus diyakinkan kepada warga Kota Tasik untuk tidak diulanginya lagi.
Faktor mundurnya Dicky sebagai wakil bupati Garut pada 2011 lalu dipersepsi publik secara negatif sebagai pilihan yang tak bertanggungjawab. Apalagi, dengan alasan dirinya mengaku tak sanggup menjadi pemimpin karena berbeda pandangan dengan bupatinya, Aceng Fikri.
Baca Juga: Poster Bakal Calon Wali Kota Bertebaran Jelang Pilwalkot, Begini Kata Bawaslu Tasikmalaya
“Nah, sekarang, Dicky maju sebagai calon wakil walikota Tasik. Apakah dirinya sudah merasa mampu menjadi pemimpin dan tidak lagi melakukan kesalahan yang sama dengan mengundurkan diri kembali?,” katanya.
Dicky Candra harus segera meyakinkan warga Kota Tasikmalaya tak akan mundur di tengah jalan. Dan Dicky juga harus meyakinkan publik bahwa dia satu visi dengan wakilnya Viman Alfarizi.
Kalau tidak, mayoritas publik di Kota Tasikmalaya akan berspekulasi liar dan negatif. Majunya Dicky sebagai calon wakil hanya dimanfaatkan popularitasnya sebagai artis. Tidak karena pertimbangan kemampuannya bekerja.
“Dicky harus hati-hati, jangan sampai publik menganggap dirinya “jual diri” untuk sekedar mendongkrak Viman yang elektabilitasnya di bawah calon lain seperti Ivan Dicksan. Tujuannya, hanya sekedar terpilih, dan setelah itu, memilih mundur lagi dengan alasan tak mampu sebagai pemimpin,” ungkapnya.
Dicky Candra Harus Yakinkan Publik Kota Tasikmalaya
Menurut Arman, Dicky harus mampu meyakinkan publik bahwa dirinya bukan calon wakil bayaran yang hanya sekedar mengantar Viman menang. Jika itu persepsi yang muncul di publik, maka persepsi negatif lainnya yang akan menyusul adalah Dicky dianggap sebagai politisi yang tak punya idealisme. Lebih dari itu, dianggap hanya sebagai “calon wakil bayaran” alias pragmatis.
Arman mengingatkan, meskipun Dicky hanya sebagai calon wakil walikota Tasikmalaya, tapi disitu ada pesan kuat tentang tugas dan tanggungjawab mengemban amanah rakyat. Karena itu, jika hanya sekedar menang, tanpa idealisme dan kemampuan menunaikan amanah rakyat, sebaiknya tak usah maju.
“Jangan main-main lah dengan amanah rakyat. Kalau memang ga bisa kerja, mending mundur dari sekarang. Jangan kecewakan rakyat. Mending fokus jadi artis, daripada nanti mundur lagi di tengah jalan dengan alasan macam-macam,” tegasnya.
(R9/HR-Online/Editor-Dadang)