Banjar, (harapanrakyat.com),- Pembangunan Situ Leutik hingga saat ini belum sepenuhnya dapat diselesaikan. Untuk mewujudkan maksud dan tujuan dari konsep awal pembangunan tersebut, perlu dilakukan pembenahan serta penataan di sekitar lokasi.
Kepala Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Dinas PU Kota Banjar, H. Endang Pandi, S.Sos., mengatakan, apabila pembenahan kawasan Situ Leutik telah selesai secara keseluruhan, maka untuk penataan, pengelolaan dan pemeliharaan selanjutnya harus melibatkan instansi terkait lainnya, dengan masing-masing konsep yang mereka miliki.
Instansi terkait yang dimaksud diantaranya, Dinas Pertanian, Dinas Perhubungan dan Pariwisata, Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup (DKPLH). Selain itu, peran serta masyarakat Kota Banjar, khususnya yang ada di sekitar lokasi, juga sangat dibutuhkan.
Karena, Situ Leutik merupakan aset Pemerintah Kota Banjar, sehingga siapa pun berhak memeliharanya. Namun, semua itu tidak terlepas dari konsep tujuan awal perencanaan.
“Dinas PU dalam hal ini sebagai pelaksana teknis pembangunan, yakni pembuatan sarana infrastruktur jalan dan saluran air. Cuma nanti untuk pengelolaan air, itu tetap dipegang oleh PSDA yang bekerjasama dengan P3N, Mitra Cai, petani dan petugas penyuluh pertanian,” tutur Endang, Senin (19/12).
Lebih lanjut dia mengatakan, bahwa maksud perencanaan pembuatan Waduk Situ Leutik adalah, untuk memenuhi kebutuhan air bagi beberapa areal pesawahan dan kolam perikanan milik masyarakat yang ada di sekitar wilayah Desa Cibeureum.
Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan pekerjaan itu diantaranya pemenuhan kebutuhan air baku, pemenuhan kebutuhan air irigasi, serta sebagai areal perikanan.
“Untuk pembagian atau penyaluran air dari Situ Leutik, diharapkan masyarakat atau petani supaya adil, jangan sampai ada yang kebagian ada yang tidak. Misalanya, pada siang hari dipakai untuk mengairi kolam, dan malam harinya disalurkan untuk pengairan lahan sawah. Jadi tolong, jangan membendung saluran untuk kepentingan pribadi. Ini terutama di daerah Balokang Patrol dan Karang Balingbing,” katanya.
Keberadaan Situ Leutik saat ini, menurut Endang, memang manfaatnya belum bisa dirasakan secara optimal oleh masyarakat petani, lantaran pepohonan yang ditanam di sekitar kawasan belum bisa menyerap resapan air hujan dengan maksimal.
Sehingga, pada musim kemarau seperti terjadi beberapa waktu kebelakang, Situ Leutik mengalami penyusutan air cukup signifikan. Tapi, jika keberadaan pohon sudah tumbuh besar, maka hal itu tidak mungkin terjadi lagi.
“Kalau pepohonan di sekeliling Situ sudah tumbuh besar, pasti bagian akar-akarnya akan mampu menyerap air cukup banyak. Dan itu akan dirasakan nanti 10 tahun kedepan oleh anak cucu kita, karena segala sesuatu juga butuh proses. Dengan demikian, untuk mewujudkan itu semua harus melibatkan beberapa isntansi terkait dan masyarakat,” pungkas Endang. (Eva)