Penjabat Bupati Pangandaran, Daud Ahmad
Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),-
Penjabat Bupati Pangandaran, Daud Ahmad, mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi masyarakat Desa Selasari, Kecamatan Parigi, yang masih melestarikan budaya Hajat Leuweung. Dia pun berharap budaya serupa yang ada di Kabupaten Pangandaran bisa dilestarikan sebagai upaya menggali potensi wisata yang mengolah dari kearifan lokal.
“Saya sudah berbicara dengan Kepala Dinas Pariwisata agar menginventarisir kegiatan-kegiatan budaya serupa yang ada di daerah lainnya di Pangandaran. Karena saya mendapat informasi bahwa kegiatan budaya di Pangandaran sangat banyak. Kami berharap kegiatan budaya seperti ini bisa menjadi agenda kegiatan wisata tahunan,” ujarnya, kepada HR Online, pekan lalu. [Baca juga: Hajat Leuweung di Selasari Potensi Wisata Budaya Pangandaran]
Daud menambahkan, setelah diinventarisir, kemudian Dinas Parawisata harus menjadwalkan seluruh kegiatan budaya yang ada di masyarakat Pangandaran. Setelah itu, lanjut dia, seluruh kegiatan budaya tersebut ditetapkan sebagai kegiatan wisata tahunan Kabupaten Pangandaran.
“Apabila sudah terjadwal dengan baik, kegiatan-kegiatan budaya tersebut bisa kita kenalkan kepada wisatawan sebagai bentuk pengenalan budaya Pangandaran. Selain itu, apabila sudah terjadwal, waktunya pun tidak akan bentrok dengan kegiatan wisata lainnya,” ujarnya.
Daud optimis apabila kegiatan budaya masyarakat dilestarikan dan diolah sebagai kegiatan wisata, akan memberikan dampak ekonomi terhadap warga sekitar. “Selain menginvetarisir, Pemkab pun akan melakukan pembinaan secara berkelanjutan. Karena untuk mengolah potensi budaya menjadi kegiatan wisata memang harus ada dukungan dari pemerintah daerah,” ungkapnya.
Daud pun mengaku sudah menyarankan Dinas Parawisata agar tidak membebankan target PAD kepada desa yang sedang membangun daerah wisata. Malah, kata dia, justru Pemkab harus membantu memfasilitasi berkembangnya desa tersebut menjadi daerah yang mandiri.
“Kalau kawasan Desa Wisata Selasari nantinya sudah berkembang, Pemkab jangan menarik PAD dari tiket masuk. Biarkan desa wisata itu berkembang hingga ramai dikunjungi wisatawan. Jika sudah ramai, Pemkab tinggal menarik PAD dari pajak Restoran dan penginapan yang dibangun di kawasan wisata tersebut. Kita juga tak harus berpaku terhadap target PAD, tetapi juga harus ada misi ‘Ngamumule’ budaya sorangan,” ujarnya. (Askar/R2/HR-Online)