harapanrakyat.com,- Musim kemarau yang terjadi saat ini berdampak terhadap meningkatnya permintaan air bersih dari ribuan Kepala Keluarga (KK) di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.
Baca Juga: Akibat Kemarau, Petani di Langkaplancar Pangandaran Sulap Lahan Sawah Jadi Kebun Jagung
Berdasarkan data dari Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Pangandaran, tercatat sampai bulan Agustus kemarin ada sebanyak 4.724 KK di Pangandaran yang terdampak kekeringan dan sangat membutuhkan air bersih.
Ketua Tagana Pangandaran Nana Suryana mengatakan, setidaknya ada tiga kecamatan di wilayah Kabupaten Pangandaran yang sangat terdampak musim kemarau. Tiga kecamatan itu meliputi Cijulang, Cimerak, dan Kecamatan Kalipucang.
Dari tiga kecamatan tersebut, ada sembilan desa yang mengalami kekeringan. Diantaranya Desa Cibanten, Kertayasa, Batukaras, Limusgede, Legokjawa, Sukajaya, Mekarsari, Batumalang, dan Desa Bagolo.
Di wilayah Desa Cibanten, setidaknya ada 598 Kepala Keluarga yang terdampak kekeringan. Kemudian, di Kertayasa sebanyak 319 KK, Batukaras ada 443 KK, Desa Limusgede 188 KK, Legokjawa ada 83 KK, Desa Sukajaya sebanyak 970 KK.
Selanjutnya, Desa Mekarsari mencapai 1.418 Kepala Keluarga, Batumalang ada 386 KK, dan Desa Bagolo sebanyak 319 KK.
Baca Juga: Tiga Kecamatan di Pangandaran Dilanda Kekeringan Imbas Kemarau
4.724 Kepala Keluarga di Pangandaran Kesulitan Air Bersih Akibat Kemarau
Sehingga jika ditotalkan ada 4.724 Kepala Keluarga di Kabupaten Pangandaran yang terdampak kekeringan atau kekurangan air bersih akibat musim kemarau.
“Dari jumlah 4.724 KK itu ada 15.613 jiwa yang mengalami kekeringan atau kekurangan air bersih,” jelas Nana Suryana, Minggu (8/9/2024).
Lebih lanjut ia mengatakan, sebagian desa masih ada yang belum melapor secara resmi. Dengan begitu maka bisa diestimasikan jumlah KK yang membutuhkan air bersih lebih dari 4.724.
“Ya, terutama di wilayah Kecamatan Padaherang banyak yang belum melapor secara tertulis, laporannya baru sebatas lewat telepon saja,” katanya.
Nana menyebutkan, dalam satu hari pihaknya bisa mengirim 5 sampai 6 rit dengan volume kurang lebih 30 ribu liter air bersih.
“Dalam pengiriman air bersih ini memang masih terkendala untuk operasionalnya. Sehingga untuk biaya operasional terpaksa dibebankan kepada warga terdampak atau pemerintah desa setempat,” ujarnya.
Baca Juga: Sumur Mengering, Warga di Kota Banjar ini Mulai Kesulitan Air Bersih Akibat Kemarau
Nana Suryana menambahkan, untuk memenuhi permintaan air bersih dari ribuan Kepala Keluarga di Pangandaran, Tagana menyiapkan armada dan personilnya saja. (Jujang/R3/HR-Online/Editor: Eva)