Kamis, April 17, 2025
BerandaBerita TerbaruKonflik di Semenanjung Korea, Sejarah hingga Perang Nuklir di Masa Depan

Konflik di Semenanjung Korea, Sejarah hingga Perang Nuklir di Masa Depan

Konflik di Semenanjung Korea merupakan salah satu dampak dari adanya Perang Dingin antara pihak Blok Blok Barat dan Blok Timur.

Pasca Perang Dunia II, hanya terdapat dua kelompok yang memiliki kekuatan besar yaitu, Blok Timur pimpinan Uni Soviet dan Blok Barat pimpinan Amerika Serikat.

Perbedaan ideologi kedua blok ini menyebabkan negara-negara dunia ketiga menjadi sasaran penyebarannya. Salah satu dampak dari perbedaan ideologi adalah pecahnya Korea Utara dan Korea Selatan.

Baca Juga: Sejarah Bom Atom Hiroshima, Tragedi dan Dampaknya

Meskipun berasal dari rumpun yang sama, konflik di Semenanjung Korea ini tidak bisa dihindari, bahkan hingga hari ini terdapat potensi akan terjadi konflik lebih parah di masa depan.

Tulisan ini akan mengkaji tentang konflik di Semenanjung Korea, sejarah hingga perang nuklir di masa depan.

Sejarah Konflik di Semenanjung Korea, Korsel-AS vs Korut-Uni Soviet

Konflik Perang Dingin bermula dari ketakutan Amerika Serikat dalam melihat dominasi dan pengaruh Uni Soviet. Meskipun, masing-masing negara sudah mendapatkan wilayahnya sendiri, namun muncul kekhawatiran jika kawasan Eropa akan dikomuniskan sepenuhnya.

Salah satu wilayah di kawasan Asia yang terkena dampak dari pengaruh kedua blok itu adalah kawasan Semenanjung Korea.

Mengutip dari, “Perang Yang Tidak Boleh Dimenangkan: Konflik Korea” (2013), Kawasan Korea digambarkan sebagai “udang yang menjadi korban di tengah-tengah pertempuran ikan paus”. 

Pendapat ini mengacu pada wilayah Korea yang seringkali menjadi rebutan tiga negara besar yaitu, Jepang, Cina, dan Uni Soviet.

Memang sejak lama wilayah Korea menjadi jalur alternatif ekspansi ke Jepang dari negara-negara lain. Tak hanya itu, kawasan ini juga menjadi jembatan strategis untuk melakukan penyerangan ke wilayah Uni Soviet.

Pasca Perang Dunia II, kedua Amerika Serikat menginisiasi pembentukan Republik Korea atau yang terkenal dengan nama Korea Selatan. Seoul menjadi ibu kota Korea Selatan dengan Syngman Rhee sebagai pemimpinnya.

Berbeda halnya dengan Amerika Serikat, Uni Soviet kemudian menginisiasi pembentukan Republik Demokrasi Korea atau Korea Utara. Ibu kotanya ketika itu adalah Pyongyang dengan Kim II Sung sebagai pemimpinnya.

Konflik dua negara ini pun semakin parah ketika PBB hanya mengesahkan Korea Selatan sebagai negara yang sah. Alhasil, pihak-pihak dari Korea Utara menentang keputusan tersebut.

Jalannya Peperangan

Konflik yang semakin meruncing melahirkan perang saudara antara Korea Utara dan Korea Selatan. Konflik antara kedua negara ini tak hanya akibat perbedaan ideologi, tetapi juga intrik PBB.

Mengutip dari, “Sejarah Asia Timur: Dari Masa Peradaban Kuno Hingga Modern” (2017), konflik antara Korea Utara dan Korea Selatan ini pecah pada 25 Juni 1950.

Korea Utara menembakkan meriam di sepanjang pantai barat ke timur yang dipimpin oleh Kolonel Lee Hak Ku. Secara kelengkapan dan jumlah, Korea Utara jelas lebih unggul daripada Korea Selatan.

Sementara Korea Selatan yang terlibat dalam konflik tersebut kewalahan dan akhirnya menderita kekalahan.

Baca Juga: Membuka Trauma Lama, Korea akan Rilis Film Dokumenter Pembantaian di Kanto Jepang 1923

Amerika Serikat yang melihat jalannya peperangan yang tidak imbang ini tidak terima jika Korea Selatan mengalami kekalahan.

Memang serangan Korea Utara ini dianggap sebagai serangan yang mengejutkan dan sukses dari pandangan Korea Utara. Terbukti beberapa hari setelah peperangan, Korea Utara menguasai wilayah Seoul.

Kondisi ini memaksa Presiden Korea Selatan kala itu mundur ke wilayah Taejon. Pada peperangan ini sebenarnya Korea Utara hampir bisa menguasai wilayah kawasan Korea sepenuhnya.

Namun, harapan itu harus pupus setelah Amerika Serikat memutuskan bergabung dalam peperangan tersebut. Amerika Serikat bertempur dengan mengatasnamakan Korea Selatan dan untuk menekan pengaruh komunisme

Keunggulan Korea Utara

Meskipun Amerika Serikat sudah membantu Korea Selatan, tetapi Korea Utara bersama dengan Uni Soviet sebenarnya masih unggul. Alasannya karena Kim Il Sung berjanji untuk menyatukan Korea dan membuat rakyatnya sejahtera. Hal ini berhasil menarik simpati rakyat Korea kala itu.

Strategi militer Korea Utara pun terbilang cukup rapi dan mampu menembus pertahanan-pertahanan Korea Selatan.

Kekalahan Korea Utara sendiri bermula ketika pada tanggal 26 September 1950, Korea Selatan berhasil merebut wilayah Seoul. Secara tidak langsung hal ini membangkitkan semangat Korea Selatan dalam peperangan tersebut.

Jalannya peperangan menjadi semakin rumit ketika Cina bergabung dalam peperangan tersebut dan memaksa kedua belah pihak untuk melakukan perundingan.

Terdapat dua kali perundingan dalam rangka menyelesaikan konflik tersebut, yaitu Perundingan Kaesong dan Perundingan di Panmunyom.

Kedua perundingan ini menandai berakhirnya konflik sementara antara kedua negara ini. Gencatan senjata mulai berlaku pada tanggal 27 Juli 1953. Hasil dari peperangan itu memutuskan bahwa tidak ada pihak yang kalah dan menang.

Perang Nuklir di Masa Depan

Meskipun, konflik sementara berhasil diredam melalui perundingan tersebut, tidak bisa dipungkiri bahwa akan muncul konflik baru yang lebih parah.

Hingga saat ini, ketegangan demi ketegangan terus terjadi, apalagi kedua negara masih terus mempersiapkan jika sewaktu-waktu terjadi konflik.

Salah satu bukti ketegangan tersebut adalah ketika Korea Utara meningkatkan aktivitas pengembangan nuklirnya.

Hal inilah yang membuat di masa depan besar kemungkinan terjadinya perang nuklir di kawasan Semenanjung Korea.

Keberpihakan Korea Selatan terhadap Amerika Serikat dan negara-negara sekutu juga membuat konflik ini tergantung kondisi perpolitikan dunia.

Baca Juga: Sejarah Konflik Israel-Palestina dan Hubungan Diplomatik dengan Indonesia

Sudah menjadi rahasia umum pula jika Korea Utara memiliki kedekatan dengan Rusia dan Cina. Sehingga potensi terjadinya perang di Semenanjung Korea akan tergantung perpolitikan dunia.

Konflik Korea Utara dan Korea Selatan ini semakin memburuk ketika melihat kawasannya yang dikelilingi oleh negara-negara besar.

Alhasil, terjadinya perang nuklir di masa yang akan datang tidak bisa dihindari, bahkan hanya tinggal menunggu waktu.

Satu hal yang patut kita pahami bahwa Konflik di Korea Utara dan Korea Selatan di masa depan bisa jadi tidak bermula dari percikan api di Semenanjung Korea, melainkan percikan api di kawasan Eropa. (Azi/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Tes Kebugaran Fisik

Calon Jemaah Haji di Kota Banjar Jalani Tes Kebugaran Fisik, Jalan Kaki 1,6 Km

harapanrakyat.com,- Sebanyak 120 calon jemaah haji Kota Banjar, Jawa Barat, yang akan berangkat ke Tanah Suci tahun 2025, melakukan tes kebugaran fisik yang diselenggarakan...
Oknum Dokter Cabul di Garut

Akhirnya Oknum Dokter Cabul di Garut Ditetapkan Tersangka, Malam Ini Langsung Ditahan

harapanrakyat.com,- Oknum dokter cabul di Garut, Jawa Barat, yang melakukan pelecehan seksual kepada ibu hamil saat praktik di salah satu klinik swasta akhirnya ditetapkan...
Bewara Ngalaksa 2025

Bewara Ngalaksa 2025 Dimulai, Warga Rancakalong Sumedang Siap Meriahkan Acara Budaya

harapanrakyat.com,- Kegiatan budaya khas Rancakalong, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, yakni Ngalaksa kembali menggema di masyarakat. Acara dimulai dengan kegiatan Bewara Ngalaksa 2025 yang berlangsung...
Miras Jenis Tuak

Terima Aduan Masyarakat, Satpol PP Kota Banjar Amankan Puluhan Liter Miras Jenis Tuak

harapanrakyat.com,- Puluhan liter minum keras (miras) jenis tuak diamankan petugas Satpol PP di wilayah Kelurahan Hegarsari, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, Jawa Barat. Petugas Satpol PP...
Dikejar Lebah Odeng

Lagi Asyik Nyabit Rumput Warga Cipaku Ciamis Dikejar Lebah Odeng, Begini Kondisinya

harapanrakyat.com,- Lagi asyik menyabit rumput, Holil warga Desa Cipaku, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, dikejar lebah odeng, Rabu (16/4/2025). Meski telah berusaha lari...
Program Kartu Berdaya

Warga Pataruman Tagih Janji Program Kartu Berdaya Wali Kota Banjar

harapanrakyat.com,- Sejumlah warga di Kelurahan Hegarsari, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, Jawa Barat, menagih janji Wali Kota dan Wakil Wali Kota Banjar, terkait Program Kartu...