Di tengah situasi yang terkadang menimbulkan ketegangan terhadap umat Kristen Katolik di Indonesia, Paus Fransiskus jadwalnya akan mengunjungi Indonesia pada Selasa, 3 September 2024.
Baca Juga: Momen Hari Amal Bakti ke-77 di Kota Banjar, Prioritaskan Kerukunan Umat Beragama
Kunjungan ini menjadi momentum penting. Karena selain menghadiri misa akbar di Gelora Bung Karno, ia juga akan berpartisipasi dalam acara keagamaan di Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta.
Kunjungan ini tidak hanya menunjukan komitmen Paus Fransiskus terhadap dialog antar agama, tetapi juga menggarisbawahi upayanya dalam mempromosikan toleransi dan perdamaian.
Profil Singkat Paus Fransiskus
Pemilik nama asli Jorge Mario Bergoglio ini lahir pada 17 Desember 1936 di Buenos Aires, Argentina. Ia mencatatkan sejarah sebagai Paus Gereja Katolik pertama dari Amerika, dan menjadi Paus yang ke-266 setelah terpilih pada Konklaf Kepausan 13 Maret 2013 silam.
Penunjukan ini menandai perubahan dalam sejarah kepausan dan mencerminkan keterhubungan global Gereja Katolik.
Sebelum mengabdikan diri secara penuh dalam pelayanan gereja, Jorge Mario Bergoglio menjalani kehidupan yang cukup berbeda.
Baca Juga: Merajut Keberagaman Agama di Ciamis, Hidup Rukun Bukan Rekayasa
Ia memperoleh gelar sarjana Teknik Kimia dan sempat bekerja di Laboratorium Hickethier Bachmann. Namun, panggilan spiritual telah mengubah arah hidupnya.
Pada usia 21 tahun, yakni setelah menderita pneumonia yang serius, ia mengalami pengalaman spiritual yang mengarahkannya pada keputusan untuk mengikuti panggilan Tuhan.
Pada tahun 1958, Bergoglio memutuskan untuk menempuh jalan hidup baru sebagai seorang imam setelah melakukan pengakuan dosa.
Bergoglio atau yang kini sebagai Paus Fransiskus, memulai pendidikan seminari yang membawanya pada perjalanan panjang menuju kepemimpinan gereja.
Kemudian, pada 12 Maret 1960, ia secara resmi bergabung dengan Serikat Yesus yang terkenal dengan nama Jesuit. Yakni sebuah kelompok religius yang mendedikasikan hidupnya untuk kesederhanaan dan pelayanan berdasarkan ajaran Alkitab.
Pendidikan dan Penghargaan
Proses pendidikannya terus berlanjut, dan pada 13 Desember 1969, Bergoglio ditahbiskan menjadi imam oleh Uskup Agung Ramon Jose Castellano.
Selain menjalankan tugas pastoral, Bergoglio juga menjabat sebagai profesor teologi dan master novis, memperluas pengaruh dan kontribusinya dalam dunia religius.
Sebagai Paus Fransiskus yang telah terkenal karena sikap progresifnya dalam berbagai isu sosial. Ia pun menentang hukuman mati dan menyebutnya sebagai tindakan balas dendam yang tidak sesuai dengan prinsip keadilan sejati.
Dalam surat apostoliknya, Misericordia et Misera, Paus Fransiskus menetapkan Hari Orang Miskin Sedunia untuk merayakan akhir Yubileum Kerahiman Luar Biasa.
Selain itu, ia juga mengadvokasi hak-hak komunitas marjinal dan menunjukkan dukungan terhadap martabat dan hak asasi manusia.
Ia pun menerima berbagai penghargaan atas kontribusinya. Termasuk Medalha Merito Legislative pada Kongres Brazil pada November 2021, yang merupakan pengakuan atas jasanya dalam mempromosikan keadilan sosial dan hak asasi manusia.
Baca Juga: Indahnya Toleransi Umat Beragama saat Perayaan Natal di Tasikmalaya Selatan
Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia merupakan kesempatan berharga untuk mempererat hubungan antar agama, dan mempromosikan pesan damai serta toleransi. (Revi/R3/HR-Online/Editor: Eva)