Rabu, Februari 12, 2025
BerandaBerita TerbaruSejarah Pembangunan Jembatan Ampera, Ikon Kota Palembang

Sejarah Pembangunan Jembatan Ampera, Ikon Kota Palembang

Sejarah pembangunan jembatan Ampera di Palembang memiliki latar belakang yang berhubungan masa penjajahan Jepang. Jembatan Ampera berlokasi di Kota Palembang, Sumatra Selatan tepatnya di atas Sungai Musi.

Baca Juga: Sejarah Istana Negara Indonesia di Jakarta, dari Fungsi hingga Gaya Arsitektur Bangunan

Jembatan ini menghubungkan dua sisi daerah yaitu seberang Ulu dan seberang Ilir yang terpisah oleh Sungai Musi. Selain sebagai ikon terkenal kota Palembang, Jembatan Ampera juga merupakan simbol bersejarah dan lambang kebanggaan masyarakat di sana.

Sejarah Pembangunan Jembatan Ampera di Indonesia

Pembangunan infrastruktur Jembatan Ampera pertama kali dimulai pada tahun 1962 atas persetujuan presiden pertama Indonesia, Ir Soekarno. Konsep rancangan jembatan sudah ada sejak zaman Gemeente Palembang pada tahun 1906. Namun proses pembangunannya tidak berjalan mulus dan mengalami banyak hambatan.

Pada tahun 1930-an, kegiatan sosial ekonomi hingga perairan di Kota Palembang sudah berkembang pesat. Hal ini terbukti dengan adanya bangunan seperti rumah sakit, pasar, hingga kapal-kapal di perairan Palembang. Tidak hanya itu, di tepian sungai terdapat perahu atau sampan, hingga pinas yang berlabuh di sana.

Bagi masyarakat Palembang saat itu, sungai menjadi salah satu tempat untuk mengembangkan perekonomian. Hal ini dengan memanfaatkan sungai sebagai tempat perdagangan atau jual beli.

Kegiatan Perdagangan di Sungai Musi

Salah satu sungai di Kota Palembang yaitu Sungai Musi, di mana terhubung dengan sungai lain seperti Sungai Komering dan Sungai Ogan. Sungai Musi menjadi tempat berlabuh perahu-perahu beragam wilayah, baik yang berasal dari wilayah kota hingga daerah pedalaman. 

Peran penting Sungai Musi sebelum sejarah pembangunan jembatan Ampera yakni sebagai lalu lintas perdagangan kapal-kapal luar wilayah. Pusat Kota Palembang memiliki posisi yang strategis.

Dengan demikian, berbagai kegiatan perdagangan masyarakat memiliki peluang yang besar. Para pedagang di Sungai Musi yang berperahu membentuk sebuah komunitas. Mayoritas pedagang berasal dari daerah pedalaman.

Baca Juga: Sejarah Tugu Proklamasi, Awal Mula Hingga Pembongkarannya

Pedagang tersebut melakukan kegiatan jual beli sayuran maupun yang lain dengan menyusuri sungai-sungai. Namun, seiring berjalannya waktu, kegiatan perdagangan ini mulai surut dan mengalami perubahan.

Sebelumnya adanya Jembatan Ampera, transportasi masyarakat Palembang mayoritas menggunakan jalur laut, seperti dengan kapal atau perahu untuk menyeberangi sungai. Hal ini juga menumbuhkan peluang kerja baru bagi masyarakat karena banyak yang membuka jasa penyeberangan. 

Hal tersebut juga sangat berguna untuk memfasilitasi masyarakat yang ingin melakukan berbagai kegiatan seperti sekolah, berdagang, dan lain-lain.

Awal Mula Perancangan Jembatan

Sejarah pembangunan Jembatan Ampera tidak terlepas dari gagasan Walikota Palembang, Le Cocq de Ville. Pada masa itu, Le Cocq sudah berpikir untuk membangun sebuah sarana transportasi darat untuk menghubungkan seberang ulu dan seberang ilir. Namun, sayangnya gagasan tersebut tidak terealisasikan hingga Belanda pergi dari Indonesia.

Pada tahun 1956, terdapat pembahasan kembali mengenai pembangunan jembatan di atas Sungai Musi tersebut. Kemudian pada tahun 1957 mulai terbentuk panitia yang didampingi langsung oleh Walikota Palembang masa itu, M. Ali Amin.

Presiden Soekarno memberikan izin untuk lokasi pembangunan jembatan yang mencakup wilayah ulu hingga ilir menuju jalan Sudirman. Soekarno berharap jembatan Sungai Musi tersebut bisa bertahan hingga 100 tahun. Sehingga, perancang jembatan ini merupakan seorang pakar yang berasal dari Jepang dan ahli dalam pembangunan jembatan.

Mulainya Pembangunan dan Penamaan Jembatan

Pada tahun April 1962, Jembatan Ampera mulai dibangun di atas Sungai Musi dengan menggunakan dana rampasan dari perang Jepang. Jembatan Ampera diresmikan pada 10 November 1965 oleh Gubernur Sumatra Selatan, Brigg Yazid Bustomi.

Pada masa Orde Baru, jembatan di atas Sungai Musi ini berganti nama menjadi Jembatan Ampera yang merupakan kepanjangan dari (Amanat Penderitaan Rakyat). Banyak makna mengenai nama tersebut, salah satunya yaitu kedua sisi jembatan yang digunakan mahasiswa untuk berkumpul menyuarakan penderitaan masyarakat.

Baca juga: Monumen Tugu Kebulatan Tekad di Rengasdengklok, Pernah Jadi Markas PETA

Sejarah pembangunan jembatan Ampera mencerminkan dinamika politik, sosial, bahkan ekonomi di Indonesia. Sejak diresmikan, jembatan ini menjadi salah satu ciri khas dan identitas Kota Palembang dengan harapan agar pembangunan di sektor lain juga seimbang. (R10/HR-Online)

Inspirasi Desain Kebun Sayur Belakang Rumah Agar Tampil Cantik

Inspirasi Desain Kebun Sayur Belakang Rumah Agar Tampil Cantik

Desain kebun sayur di belakang rumah memang sangat menarik. Menanam sayur di rumah memberikan banyak manfaat bagi pemiliknya, salah satunya mengurangi kebutuhan untuk membeli...
Angga Yunanda dan Shenina Cinnamon

Perjalanan Cinta Angga Yunanda dan Shenina Cinnamon Berawal dari Cinlok hingga Menikah

Aktor pemain film Dua Garis Biru, Angga Yunanda dan Shenina Cinnamon kini resmi menikah. Momen pernikahan keduanya diunggah oleh Angga melalui akun media sosial...
Onyo Tinggal Serumah dengan Sarwendah

Ruben Beberkan Alasan Onyo Tinggal Serumah dengan Sarwendah: Dia Butuh Sentuhan…

Ruben Onsu membeberkan alasan Betrand Peto atau Onyo tinggal serumah dengan Sarwendah. Seperti diketahui, sejak tahun 2019, Betrand Peto sudah menjadi anak angkat dari...
Intan Nuraini

Intan Nuraini Rayakan Ulang Tahun Putrinya, Warganet Ramai Berikan Doa Terbaik

Lama tak muncul ke publik, Intan Nuraini bagikan postingan ulang tahun anak perempuannya. Hijaber cantik yang merupakan ibu tiga anak ini kompak merayakan ulang...
Bendungan Cariang di Sumedang

8 Kali Gagal Panen, Petani Desak Pemerintah Perbaiki Bendungan Cariang di Sumedang

harapanrakyat.com,- Para petani yang terdampak jebolnya Bendungan Cariang di Kecamatan Ujungjaya, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, terus mendesak pemerintah untuk segera melakukan perbaikan permanen pada...
Deddy Corbuzier sebagai Stafsus Kemenhan

Pelantikan Deddy Corbuzier sebagai Stafsus Kemenhan Tuai Kritikan Netizen

Pelantikan Deddy Corbuzier sebagai Stafsus Kemenhan (Kementerian Pertahanan) ternyata menuai kritik dari banyak pihak. Prosesi pelantikannya berlangsung pada Selasa (11/2/2025). Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin, menjadi...