Tatang (32), tampak sedang memainkan alat musik Karinding hasil karyanya sendiri. Photo: Hermanto/HR
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-
Di era globalisasi sekarang ini, mungkin masih banyak anak remaja yang belum tahu alat musik tradisional Sunda buhun berupa Karinding. Meskipun alat musik tersebut kini sudah populer di kalangan pemusik, atau para pelaku seni lainnya.
Hal itu terbukti dengan digunakannya alat musik Karinding pada event-event khusus, dimana saat ini mulai populer digabungkan dengan alat musik modern. Pengrajin karinding pun kini banyak ditemukan di sejumlah daerah, seperti Tasikmalaya, Kuningan, Garut, dan Sumedang.
Di Kota Banjar sendiri sudah ada pengrajin Karinding. Tatang (32), warga Lingkungan Parunglesang, RT.3/10, Kelurahan/Kecamatan Banjar, mengaku sudah membuat puluhan Karinding.
Bagi dirinya, membuat Karinding karena terdorong semangat untuk membudayakan alat musik tradisional Sunda buhun tersebut. “Sebagai orang Sunda, wajib membangkitkan alat kesenian tradisional Karinding,” ujarnya, saat ditemui HR, di rumahnya, pekan lalu.
Menurut Tatang, dulunya Karinding merupakan alat untuk mengusir hama di sawah ataupun ladang, sebab mengeluarkan suara yang bergelombang. Alat musik yang terbuat dari bambu atau batang pohon kawung (enau) ini dimainkan dengan cara disimpan di bibir, kemudian ditepuk pada bagian pemukulnya hingga mengeluarkan resonansi suara.
“Jika dimainkan sendiri memang kurang afdol, namun kalau dimainkan oleh banyak orang akan lebih seru, karena akan menciptakan harmonisasi suara,” kata Tatang.
Sementara itu, Aji (17), salah seorang siswa SMA di Kota Banjar, mengaku, dirinya menyukai Karinding sejak kelas dua SMP. Ketika itu ia sering memainkan alat musik tersebut bersama teman-temannya.
“Asyik juga memainkan Karinding, karena tidak semua orang bisa memainkan alat musik ini. Ya bisa dibilang gampang-gampang susah lah,” tutur Aji.
Pendapat serupa dikatakan Yana (20). Dirinya sebagai anak band beraliran underground, kerap melakukan kolaborasi antara musik modern dan tradisional dalam setiap pentasnya, salah satunya Karinding.
“Ternyata enak juga jika alat musik tradisional Karinding ini digabungkan dengan alat musik modern. Sekarang banyak band beraliran metal yang berkolaborasi menggunakan alat musik tradisional tersebut. Contoh di Bandung, band cadas seperti Burgerkill pun kerep berkolaborasi dengan Komunitas Karinding Attack,” tutur Yana.
Meskipun Karinding merupakan alat musik tradisional buhun, namun kini mulai banyak kawula muda yang tertarik oleh alat musil tradisional tersebut. Selain untuk menghidupkan seni budaya Sunda, Karinding pun dapat mempererat tali persaudaraan melalui komunitas pecinta Karinding. (Hermanto/Koran-HR)